Cuaca Tidak Menentu, Hasil Panen Petani Anjlok
INDRAMYU - Kondisi cuaca yang tidak menentu berdampak terhadap produksi dan kualitas padi yang dihasilkan petani. Dari hasil panen rendeng, rata-rata petani menghasilkan 3 sampai 3,5 ton gabah dari luas tanah 7.000 meter persegi. Menurut petani perubahan cuaca sangat berpengaruh pada tanaman yang sudah berbuah. Dengan kondisi tersebut, tanaman terserang krapak, sehingga bulir padi tidak berisi. Kalaupun ada isinya, padi yang dihasilkan kualitasnya kurang bagus, sehingga harga jual ikut anjlok. Sayidi, Petani Desa Arjasari, Kecamatan Patrol, mengatakan, dari hasil panen rendeng tahun ini, dirinya hanya menghasilkan 3 ton gabah per bau. Padahal biasanya ia bisa mendapat minimal 4 ton per bau (7000 meter persegi). \"Kadang panas kadang hujan. Akhirnya tanaman padi terkena krapak karena sering diguyur hujan di siang hari. Kondisi cuaca yang tidak menentu juga rawan serangan hama wereng. Tidak sedikit pula tanaman padi diserang wereng,\" ujarnya, kepada Radar, Selasa (21/3). Untuk gabah kering pungut (gkp) yang kualitasnya kurang bagus, Sayidi menjualnya dengan harga Rp4.500, per kilogram. Sedangkan kualitas bagus dijual Rp4.700. Dari hasil panen dirinya masih mendapat untung, meski sedikit. Sementara Petani Desa Curug, Kecamatan Kandanghaur merasa resah karena padinya diserang hama wereng. Tanaman padi di desa tersebut saat ini rata-rata sudah berbuah. Petani khawatir, jika serangan hama wereng berlanjut ditambah saat ini kondisi cuaca yang tak menentu, hasil panen akan mengecewakan. \"Seringkali memberikan obat anti hama, tapi tetap saja wereng tidak mati. Ini akibat cuaca, sehingga banyak wereng,\" ujar Suwiryo, salah seorang petani.(kom)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: