AS Monaco vs PSG, Pembuktian Raja Prancis

AS Monaco vs PSG, Pembuktian Raja Prancis

LYON - Siapakah Raja Prancis sesungguhnya musim ini? Kalau dilihat dari jumlah trofi yang sudah diraih, Paris Saint-Germain (PSG) boleh menepuk dada untuk sementara. Trophee des Champions yang notabene piala pembuka musim 2016-2017 berhasil diamankan Les Parisiens, julukan PSG. Bulan berganti dan kompetisi mendekati finis akhirnya konstelasi bergeser. Angin berubah arah dan mengerek nama Monaco di atas PSG. Di klasemen Ligue 1 Les Monégasques, julukan Monaco, nangkring di posisi pertama juga unggul tiga angka (71-68). Juga di Liga Champions, anak asuh Leonardo Jardim itu jadi satu-satunya wakil Prancis di delapan besar. Maka final di Coupe de Ligue dini hari nanti (2/4) di Parc Olympique Lyonnais, akan sangat penting bagi Monaco yang menghadapi PSG (siaran langsung beIN Sport 3 pukul 02.00 WIB). Kemenangan atas PSG bukan cuma menuntaskan dahaga Monaco yang terakhir menang di Coupe de Ligue 2003 lalu. Tetapi juga membuktikan kalau merekalah Raja Prancis sebenarnya. Monaco masih menjaga asa buat meraih treble bahkan lebih musim ini. Selain Coupe de Ligue, Ligue 1, dan Liga Champions, Monaco masih punya nyawa di Coupe de France. Rabu (5/4) mendatang mereka akan bertemu Lille di perempat final. Kapten Monaco, Radamel Falcao kepada L\'Equipe mencoba merendah meski timnya sedang berada di atas angin. Mantan penyerang Atletico Madrid dan Porto tersebut berkata justru PSG yang diunggulkan. “Pertandingan ini akan menjadi laga besar buat kedua tim yang berebut titel juara di kompetisi Prancis. Kami penuh ambisi dan percaya diri serta kami harap bisa memperoleh hasil yang bagus di final ini,” kata Falcao. Dari pertemuan pertama kedua tim musim ini di kandang PSG, kedua tim bermain imbang 1-1. Akan tetapi karena ini final maka Falcao yakin situasinya akan berbeda karena kedua tim akan lebih ngotot. Monaco memang sedang on fire. Dalam enam laga terakhir di semua ajang, Monaco menyapu bersih semua pertandingan dengan kemenangan. Kerja keras Leonrado Jardim di Monaco sejak 2014 lalu mendekati \'musim panen\'. Setelah dua musim dilalui pelatih berpaspor Portugal itu tanpa gelar, musim ini semua trofi terlihat demikian dekat buat direngkuh. Moncernya Monaco tak lepas dari beberapa individu muda menonjol dalam tubuh Monaco. Seperti Kylian Mbappe (18 tahun/penyerang), Benjamin Mendy (22 tahun/bek), Fabinho (23 tahun/gelandang), dan Tiemoue Bakayoko (22 tahun/gelandang). Sehingga tak heran kalau musim depan sepertinya akan ada eksodus besar-besaran dari skuad Monaco yang ada saar ini. Bakayoko diminati Chelsea , Manchester United, Arsenal, dan PSG. Lalu Mbappe, digandrungi Real Madrid serta United. Setali tiga uang dengan Falcao, Bakayoko menuturkan kalau PSG adalah tim penuh tradisi. Dalam tiga musim terakhir, Les Parisiens, julukan PSG, adalah raja Coupe de Ligue. “Untuk mengalahkan PSG kami harus memberikan semua kemampuan terbaik kami. Seandainya Monaco menang di final ini kami mungkin kans memenangi titel (Ligue 1),” tutur Bakayoko kepada L\'Equipe. Dalam laga ini Monaco kehilangan Fabinho karena terkena akumulasi kartu. Kemudian kondisi Radamel Falcao juga Djibril Sidibe diragukan fit untuk bertarung di final. Sementara itu, dalam kondisi penuh tekanan para pemain PSG mengumbar kata-kata seandainya merekalah tim terbaik saat ini di Prancis. Setelah menang satu piala pembuka musim, PSG menjaga kans menang di tiga kompetisi level domestik lain. Yakni Ligue 1, Coupe de Ligue, dan Coupe de France. Rekrutan PSG musim dingin lalu Julian Draxler kepada Goal kemarin meyakini kalau mereka masih bisa bangkit usai tersingkir menyakitkan di tangan Barcelona di 16 besar Liga Champions lalu. “Monaco memang memiliki musim juga pemain muda yang fantastik. Namun kamilah tim terbaik di Prancis saat ini,” tutur pemain Timnas Jerman tersebut. Draxler pun sudah move on dari kekalahan memalukan 1-6 di kandang Barca 9 Maret lalu. Draxler meyakini mereka kalah karena PSG sedang mengalami pertandingan yang buruk. Bukan karena kalah skill atau hal lain di lapangan. Pada laga final ini, PSG tanpa kehadiran Marquinhos yang cedera. Optimisme Draxler diamini bintang timnas Italia Marco Verratti. Verratti yang baru saja kembali dari Italia berkata kalau mereka akan mengejar kemenangan atas Monaco ini. “Kami ingin menang untuk para fans. Mereka telah menunjukkan kalau mereka senantiasa bersama kami meski kami meraih hasil yang mengecewakan,” ucap Verratti dalam situs resmi klub. (dra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: