Sistem Persenjataan Canggih, Kapal RE Martadinata Habiskan Rp4,5 Triliun

Sistem Persenjataan Canggih, Kapal RE Martadinata Habiskan Rp4,5 Triliun

JAKARTA – Daftar inventaris alat utama sistem pertahanan (alutsista) milik Indonesia bertambah satu lagi. Hal tersebut setelah kapal fregat RE Martadinata-331 diresmikan oleh pemerintah. Kapal tersebut nantinya bakal melakukan patroli di seluruh Indonesia dalam naungan koarmatim (komando armada timur). Peresmian tersebut dilakukan di wilayah Dermaga 9, Tanjung Priok, Jakarta oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. Sesuai tradisi, acara yang dimulai sejak pukul 08.00 di Pondok Dayung itu juga dihadiri keluarga besar mendiang Raden Eddy Martadinata. Usai upacara pengibaran bendera, Ryamizard ditemani Panglima TNI Gatot Nurmantyo melakukan ritual pecah kendi ala sunda sesuai asal pahlawan nasional tersebut. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu bersyukur proyek yang dimulai tahun 2012 lalu oleh pemerintah, Damen Schiede Naval Ship Building (DSNS) dari Belanda, dan PT PAL akhirnya terealisasi. “Perairan Indonesia memiliki nilai strategis bagi negara-negara di dunia. Karena itu, masuknya KRI RE Martadinata-331 ke jajaran TNI AL saya harapkan mampu menciptakan stabilitas keamanan kawasan. Serta mendukung visi indonesia sebagai poros maritim dunia,” ujarnya dalam acara persemian kemarin (7/4). Kapten Kapal KRI RE Martadinata-331 yang baru dilantik, Kolonel Laut Agam Endrasmoro mengatakan, kedatangan kapal fregat perusak kawal rudal (PKR) menjadi salah satu titik penting dari penguatan keamanan Indonesia. Pasalnya, kapal yang nantinya bisa menampung 110 tentara dan helikopter seberat 12 ton itu punya sistem persenjataan yang paling canggih. Dia menjelaskan, persenjataan rudal permukaan laut tersebut menggunakan teknologi Exocet MM40 yang bisa menjangkau target sejauh 200 kilometer. Selain itu, dia juga memiliki rudal udara Mica yang bisa menjangkau sasaran 20 km dan ketinggian 9.144 meter. “Selain itu, kita juga punya sistem soft killer weapon system (SKWS) yang bisa mengecoh sensor termal rudal. Jadi serangan rudal yang diarahkan ke kapal ini bisa dialihkan,” ungkapnya. Senjata tersebut, lanjut dia, digabungkan oleh combatan system super canggih besutan DSNS asal Belanda tersebut. Sistem tersebut menggabungkan sistem radar, sonar, navigasi, dan persenjataan. Dengan sinkronisasi tersebut, kapal yang diakui menghabiskan biaya hingga USD 340 juta (Rp4,5 triliun) tersebut bisa membidik otomatis kapal atau pesawat yang mendekati jangkauan tembak. “Kapal ini mempunyai Smart S Radar yang bisa otomatis melacak hingga 400 target udara dan 100 target di permukaan laut. Jangkauannya juga mencapai 250 kilometer,” ungkapnya. (bil)          

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: