Rencana Pembukaan Galian Diprotes Warga, Camat Luragung Ngaku Belum Tahu
KUNINGAN - Warga Dusun Pahing, Desa Luragung Landeuh, Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan, melakukan aksi penolakan terhadap rencana pembukaan galian pasir, Rabu (19/4). Sejumlah spanduk berisi penolakan dibeber warga di beberapa lokasi strategis. Namun, Camat Luragung Beni Prihayatno mengaku belum tahu kondisi di lapangan. Lantaran belum mendapat informasi yang sejelasnya dari Kades Luragung Landeuh. Melalui sambungan telepon, sang camat memang membenarkan adanya penolakan warga Dusun Pahing terhadap rencana pembukaan galian pasir di lokasi tersebut. Informasi yang diterimanya, galian pasir itu milik Yayat. Namun Beni tak mengenal betul siapa sebenarnya calon pemilik galian pasir. Karena belum memperoleh data yang akurat. “Memang ada kabar soal rencana pembukaan galian pasir di Dusun Pahing, Desa Luragung Landeuh. Tapi saya tidak terlalu paham masalahnya karena belum diberitahu secara resmi oleh pak kades,” sebut Beni. Terkait penolakan warga, Beni menjelaskan, jika sore ini (kemarin, red) diadakan mediasi yang difasilitasi Ny Elit, yang tak lain mantan calon wakil bupati di tahun 2013 lalu. Proses mediasi ini melibatkan masyarakat Dusun Pahing, pemdes dan juga pengusaha. “Ya memang ada proses mediasi yang difasilitasi oleh Ibu Elit, hari ini (kemarin, red) pukul 16.00 WIB. Mediasi ini untuk mencari titik temu terkait penolakan warga dan berlangsung di rumah Ibu Elit. Saya sendiri ke sana menghadirinya,” papar Beni. Beni juga mengeluhkan kurangnya koordinasi kepala desa. Sehingga pihaknya tidak tahu secara mendetail persoalan rencana pembukaan galian pasir yang ditolak warga. Termasuk juga soal aksi yang dilakukan puluhan warga setempat, kemarin siang di sekitar Stadion Ibrahim Aji, Jalan Raya Luragung-Cidahu. “Betul saya tidak tahu apa yang dilakukan warga sebelum mengikuti proses mediasi. Semisal kepala desa melakukan koordinasi, tentu saya bisa memantau langsung ke lapangan,” kilah Beni. Soal rencana pertemuan antara warga dengan pemdes, dibenarkan Elit Nurlita Sari. Wanita asal Desa Kecamatan Luragung itu mengaku menjadi fasilitator untuk mencari titik temu permasalahan. Bahkan dia rela menyediakan rumahnya sebagai lokasi pertemuan. “Ya memang betul saya diminta masyarakat untuk memediasi warga dan pengusaha pertambangan, serta perangkat desa. Bahkan pak camat juga akan hadir. Apa yang saya lakukan ini agar tercipta suasana yang kondusif di Luragung,” katanya. Pantauan Radar Kuningan, situasi cukup memanas dengan rencana pembukaan galian pasir. Bahkan warga juga mempersoalkan semakin sempitnya lapangan Ibrahim Ajie lantaran dinding lapangan yang permanen sudah dibelokkan pemerintah desa. “Herannya, sekeliling stadion yang tadinya persegi empat, sekarang mencong karena temboknya diubah oleh pemdes. Kami juga tidak pernah diajak bicara oleh pemdes. Dampaknya, saat akan melakukan tendangan penjuru, luasnya semakin sempit dan mengganggu para pemain,” terang sejumlah warga. (ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: