Harga Melambung, Pedagang Terpaksa Jual Daging Oplosan

Harga Melambung, Pedagang Terpaksa Jual Daging Oplosan

CIREBON - Distribusi daging impor yang kini terjun bebas ke pasar tradisional, makin membuat lesu para jagal dan pedagang sapi atau daging lokal. Padahal, menurut peraturan sebelumnya, daging impor ini hanya diperuntukan bagi industri, hotel, restoran, katering dan super market (pasar modern). Menurut salah satu pedagang daging sapi di kawasan Sumber, Iyah, lantaran persaingan bisnis yang semakin ketat, banyak pedagang yang mengoplos. Daging sapi lokal dicampur dengan daging impor. \"Dulu memang dilarang dijual ke pasar tradisional. Tapi sejak diperbolehkan, banyak pedagang daging lokal yang akhirnya mencampur dagangannya dengan daging es-esan (impor, red),\" tuturnya kepada Radar Cirebon. Karena harganya jauh lebih murah, membuat banyak pedagang yang akhirnya menjual daging impor. \"Selisihnya jauh sekali. Impor itu harganya Rp 80 ribu/kg, sedangkan lokal Rp 110 ribu per kilo. Karena dinilai murah, banyak pedagang kuliner seperti bakso, dendeng akhirnya membeli daging impor,\" terang Iyah. Padahal, kata Iyah, kualitas daging sapi impor dan lokal sangat jauh berbeda. Daging impor berbentuk es-esan, kurang enak dimakan karena lama di dalam freezer. Sedangkan daging lokal lebih fresh (segar) dan empuk. \"Ya jauh sekali. Impor keadaannya sudah lama di es sampai empat bulan, kalau yang lokal masih seger,\" kata dia. Menurutnya, daging impor yang sudah dijual di pasar tradisional lebih menguntungkan para pedagang. Namun merugikan para jagal. \"Ya kita sih nggak ada masalah. Mungkin jagal jadinya yang nambah lesu,\" jelas Iyah. (via)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: