AFC Ajax vs Olympique Lyon, Bertemu Lawan Menyulitkan

AFC Ajax vs Olympique Lyon, Bertemu Lawan Menyulitkan

NYON - Tiga jam sebelum drawing semifinal Europa League digelar di Nyon, markas UEFA, pukul 13.00 waktu setempat atau sore kemarin WIB (21/4), twitter resmi Ajax Amsterdam sempat membuat polling mengenai siapa lawan yang paling fans inginkan di semifinal nanti. Hasilnya, Olympique Lyon menjadi klub yang paling dihindari dengan hanya 12 persen netizen yang memilih. Adapun Celta Vigo menjadi klub yang paling diharapkan dengan 58 persen. Sementara Manchester United berada di peringkat kedua dengan 30 persen. Namun, tangan duta Europa League sekaligus legenda Swedia, Patrik Andersson, ternyata tidak semulus yang diharapkan pendukung Godenzonen, sebutan Ajax. Sebab, pihak yang paling tidak diinginkan, justru harus bentrok pada leg pertama yang bakal berlangsung 5 Mei dini hari nanti. Jika berbicara statistik pertemuan, sejatinya Ajax lebih unggul. Dari empat kali pertemuan, kolektor satu trofi Europa League (saat masih bernama Piala UEFA) tersebut tak terkalahkan. Dalam empat kali bentrok yang semuanya terjadi di fase grup Liga Champions itu, Ajax mendapatkan dua kemenangan, masing-masing 2-1 (kandang), dan 2-0 (tandang) di musim 2002/2003, sebelum kedua tim sama kuat dengan skor kacamata di musim 2011/2012. Namun, fans Ajax tetap saja waswas. Apalagi kalau bukan penampilan terakhir klub ibukota Belanda itu kala menghadapi Schalke 04 di Gelsenkirchen, dini hari kemarin. Klub besutan Peter Bosz tersebut harus bersusah payah lolos dengan agregat 4-3, setelah kalah tipis 2-3. Malah, publik Amsterdam nyaris menangis ketika Schalke langsung unggul tiga gol via Leon Goretzka (53’), Guido Burgstaller (56’), dan Daniel Caligiuri, saat laga tambahan waktu berjalan 11 menit. Ajax pun patut berterima kasih kepada bek tengah Nick Viergever, dan winger 23 tahun asal Jerman, Amin Younes, yang mengunci tiket empat besar Ajax dalam tempo sembilan menit (111 dan 120). Tak pelak, kekalahan ini pun langsung menghentikan rekor tak terkalahkan Ajax dalam delapan partai terakhir di semua ajang. Selain performa yang meragukan, handicap Ajax bisa bertambah karena Lyon sudah mengerti karakter permainan Belanda. Karena sempat bertemu AZ Alkmaar di babak 32 Besar. Lyon pun tak kesulitan lolos dengan menghajar AZ via agregat 11-2. Selain itu, di dalam komposisi skuad Lyon, terdapat nama Memphis Depay. Meski belum tentu menjadi pilihan utama le entraineur Bruno Genesio, pengalaman Depay tetap dibutuhkan. Sebab, eks winger Manchester United itu pernah empat musim berkostum seteru klasik Ajax, PSV Eindhoven (2011-2015). Tentu, dia tidak asing dengan karakter permainan Ajax karena sering bertemu di der Topper, sebutan rivalitas Ajax-PSV. Namun, Lyon bukannya tanpa cela. Itu jika melihat perjuangan anak asuh Bruno Genesio itu yang harus menang adu penalti 7-6 di kandang Besiktas, setelah kedua tim berbagi agregat, 3-3, dan keunggulan gol away (masing-masing satu gol). Hal inilah yang menjadi dasar optimisme Bosz dalam menatap leg pertama. ”Tentu, aku sudah mengetahui bagaimana permainan setiap individu mereka,” ucap Bosz dilansir dari situs resmi UEFA. Adapun bek kiri Lyon, Jeremy Morel mengatakan, siapapun lawan yang keluar dalam drawing, mereka bakal siap untuk menghadapi. ”Kami harus menghadapi lawan seperti apapun jika ingin lolos ke final,” tukasnya kepada situs resmi UEFA. Adapun kiper Lyon, Athony Lopes, menegaskan bahwa mereka ingin menorehkan tinta emas dalam sejarah klub untuk kali pertama mengangkat trofi kompetisi kelas dua Benua Biru itu. Nah, jika Ajax harus menghadapi lawan kakap, Manchester United ”hanya” berhadapan dengan newbie Celta Vigo, yang dinihari kemarin bermain seri 1-1 kontra Genk, sehingga Vigo lolos dengan agregat 4-3. Drawing ini disambut gembira oleh pendukung Setan Merah, sebutan United. Itu jika melihat kicauan mereka di twitter. ”Drawing yang bagus!” seru akun bernama Gurpreet Singh Rana, dilansir dari Shoot. ”Yipeee, kita away duluan!” sahut akun Jewish Cino. Meski begitu, bek United, Luke Shaw, meminta timnya tidak jemawa. Apalagi, Balaidos, kandang Celta, terbukti bukan tempat yang ramah untuk tim besar. Di kompetisi domestik saja, Barcelona harus meratap setelah takluk 3-4 (3/10). Real Madrid saja harus tersingkir dari Copa del Rey karena imbang 2-2 (26/1), sehingga kalah agregat 3-4). Sudah begitu, rekor keseluruhan United melawan wakil Spanyol juga begitu buruk. Mereka harus menelan 16 kekalahan dalam 47 pertemuan. ”Jelas mereka (Celta) adalah lawan yang sangat bagus,” ucap Shaw dikutip dari MUTV. Adapun bagi bomber Celta, John Guidetti, semifinal ini semakin mendekatkan langkahnya untuk bermain di Solna. Maklum, tempat itu merupakan kampung halaman Guidetti. ”Tempat itu selalu ada dalam hatiku. Sebab, disanalah aku lahir dan bertumbuh,” tutur Guidetti kepada situs resmi UEFA. (apu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: