Overtonase, Jalur Alternatif Jatitujuh Rusak

Overtonase, Jalur Alternatif Jatitujuh Rusak

  MAJALENGKA – Kondisi jalan di jalur alternatif Kertajati via Jatitujuh semakin memprihatinkan. Titik terparah berada di Desa Biyawak Kecamatan Jatitujuh sampai depan SPBU Jatitujuh. Aspal hotmix sudah mengelupas dan batu kerikil terlihat, mengakibatkan sejumlah armada hanya melaju dengan kecepatan maksimal 10 hingga 15 kilometer per jam. Seorang warga sekitar, Dede (26) mendesak Balai Pengelolaan Jalan wilayah Provinsi Jawa Barat memperbaiki kondisi jalan Jatitujuh. Selain lubang jalan cukup lebar dan dalam, nyaris seluruh kondisi aspal hotmix sudah mengelupas dan menyisakan batu kerikil saja. “Sementara kalau panas banyak debu. Kami meminta dinas terkait segera memperbaiki kondisi jalur ini,” pintanya. Pengendara yang melintas, Sanudin (43) mengatakan, kerusakan jalan Jatitujuh tersebut membuatnya jarang melintasi jalur itu. Dirinya lebih memilih jalur Jatiwangi via Beber Kecamatan Ligung menuju Randegan Kulon. “Saya sengaja lewat jalur Jatiwangi agar akses lebih mudah dan cepat ke tempat tujuan saat akan ke Majalengka. Karena kalau lewat jalur Jatitujuh selain ngebul juga becek kalau musim hujan. Mungkin kerusakan ini dipicu akibat sering dilalui armada berat yang melintas, seperti kasus jembatan Monjot Kadipaten yang jebol beberapa waktu lalu,” imbuhnya. Sementara, Petugas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, Edi Syahrial membenarkan kerusakan jalan di wilayah Jatitujuh. Menurutnya, Pemprov melalui balai wilayah jalan provinsi akan segera melakukan perbaikan dalam waktu dekat. Terlebih lagi memasuki musim arus mudik dan balik, dimana jalan tersebut sering menjadi jalur alternatif saat terjadi kemacetan di jalan nasional Cirebon-Bandung. “Informasinya sih mau digarap dan paketnya sudah masuk atau sudah tahap lelang. Mungkin dalam waktu dekat diperbaiki. Apalagi prioritas untuk jalur akses ke BIJB,\" ujar Edi. Edi menduga, penyebab kerusakan jalan itu akibat overload kendaraan dengan klasifikasi tinggi, sering melintasi jalur ini ditambah faktor cuaca musim hujan. \"Jalan provinsi ini jika dilalui lebih dari 8 ton maka akan mudah rusak. Seperti beberapa armada berat sering keluar masuk dari jalur interchange kertajati menuju jalan alternatif ini,” paparnya. (ono)      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: