KPU Kebanjiran Protes

KPU Kebanjiran Protes

KEJAKSAN- Merasa dicurangi oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Cirebon, pasangan calon wali kota-wakil wali kota dari jalur independen, H Basirun-Kang Sholeh (Bakso) dan Aktivis Rumah Inspirasi, Bagja Cs mendatangi Sekretariat Panitia Pengawas Pemilu di Jalan RA Kartini. Protes juga dilakukan tim sukses DK-MH. Tim Penggalang Eksternal Rumah Inspirasi, Hartoyo mengungkapkan, kedatangannya ke kantor Panwas untuk memenuhi panggilan. Panwas berencana melakukan mediasi dengan calon wali kota independen, Yuyun Wahyu Kurnia –Idris Sardi (Wahid). “Kami kesini untuk memenuhi undangn Panwas yang ingin menggelar mediasi dengan Wahid, namun kenyataannya hingga sore  mereka tidak hadir,” kata Hartoyo. Karena dianggap tidak bisa menyelesaikan persoalan ini dengan baik, Hartoyo langsung melaporkan persoalan tersebut ke aparat kepolisian dengan dugaan pencurian dokumen. Hingga sat ini pihaknya meminta pasangan Wahid didiskualifikasi karena data dukungannya dari hasil memanipulasi. Berbeda yang dilakukan Basirun, kedatangannya bersama Kang Sholeh dalam rangka melaporkan KPUD ke Panwas karena dianggap curang, dengan mengurangi jumlah dukungan yang sudah dia serahkan ke KPUD. Bahkan Basirun mengaku sudah melaporkan persoalan itu ke KPUD Jabar, Polda Jabar dan Panwaslu Jabar. “Kami ingin melaporkan ke Panwas atas sikap KPUD,” tandasnya Anggota KPUD Kota Cirebon, Dita Hudayani SH di ruang kerjanya bersikukuh yang dianggap lolos verifikasi administrasi hanya pasangan Wahid. Sedangkan tiga pasangan lainnya  tidak lolos. Bahkan mereka ada yang mengundurkan diri dari jalur independen yakni Deden Kusnan. “Pleno KPUD memutuskan, pasangan calon yang lolos administrasi  hanya pasangan Yuyun Wahyu Kurnia dan  Idris Sardi,” tandasnya. TIM SUKSES DK-MH PROTES KPUD Sementara itu, tim pelaksana penggalangan dukungan pasangan calon wali kota independen, Dwi Kuryanto  dan M Haerudin (DK-MH), juga memprotes keputusan KPUD yang mencoret DK-MH dari bursa calon wali kota karena dianggap tidak memenuhi syarat. “Kita disebut cuma mengumpulkan 312 KTP. Padahal masyarakat malam itu sudah melihat langsung , DK-MH membawa container dukungan dan jumlahnya  sangat besar. Namun oleh KPU  ternyata diumumkan DK-MH hanya menyerahkan dukungan sebanyak 312 KTP,” ujar Ketua Pelaksana Penggalangan Dukungan DK MH, Eka Saripudin. Eka mengaku, di malam terakhir penyerahan dukungan, tim DK-MH membawa sembilan ribu KTP. Bahkan, saat menyerahkan container dukungan malam itu awalnya tidak ditutup. Tapi karena waktunya sudah habis, maka container-nya oleh KPU ditutup dengan kardus  air mineral dan diikat. Namun saat hari Sabtu yang seharusnya dibuka didepan para tim kampanye DK MH, justru kondisi  kontainernya sudah dalam kondisi terbuka tanpa disaksikan oleh tim kampanye DK MH. “Memang ada keterlambatan data yang kurang, kesulitan softcopy karena nomor KTP yang kecil-kecil,” tuturnya. Hal senada juga dikatakan Sekretaris Pemenangan DK MH, Andi. Menurut dia, pernyataan KPUD bertolak belakang karena tidak sesuai dengan data yang diserahkan timnya ke KPUD. Sebab, dukungan KTP dari Kesenden dan Kabonbaru saja sudah mencapai 700 dukungan. (abd)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: