Korban Tabrak Lari Baru 10 Hari Menikah, Sedang Anjang Saudara

Korban Tabrak Lari Baru 10 Hari Menikah, Sedang Anjang Saudara

KUNINGAN - Kepulangan Tuti Alawiah (28) warga Desa Timbang, Kecamatan Cigandamekar, sudah dalam keadaan tak bernyawa di rumah orang tuanya di Desa Cilimus, Kecamatan Cilimus, menimbulkan duka mendalam keluarga yang ditinggalkan. Terlebih, Tuti ternyata baru menjalani kehidupan rumah tangga dengan Andri Wahyudi (31) warga Desa Sukamulya, Kecamatan Cigugur, sekitar 10 hari yang lalu. Isak tangis histeris menyambut kedatangan jenazah Tuti di rumah duka yang berlokasi di sebelah Masjid Agung Al Huda Cilimus saat dikeluarkan dari Ambulan RSUD Linggajati. Banyak yang tak menyangka, putri pertama dari tiga bersaudara pasangan Yayah Sulasiyah (60) dan almarhum Jojo tersebut meninggal di usia muda terlebih saat usia pernikahannya belum genap dua pekan. Kesedihan mendalam tampak dari wajah ibunda Tuti, Yayah, yang hanya bisa memandang jenazah putri pertamanya tersebut yang disemayamkan di ruang tamu dalam pelukan sejumlah kerabatnya. Begitu pula dua adik perempuannya yang tak kuasa menahan tangis melihat sang kakak yang dicintai meninggal dunia tanpa kabar maupun pesan. Kesedihan pun terlihat dari paman Tuti, H Ikin, yang mengaku sangat terkejut saat mendengar kabar keponakannya tersebut telah meninggal dunia karena kecelakaan. Pasalnya, sesaat sebelum kejadian, Tuti dan suaminya baru saja berkunjung ke rumahnya dalam rangka silaturahmi yang biasa dilakukan bagi setiap pasangan yang baru menikah. \"Tuti baru saja berkunjung ke rumah saya, istilahnya anjang (mengunjungi,red)  saudara karena baru menikah hari Jumat (28/4) lalu. Tidak ada firasat atau tanda dia akan meninggal untuk selama-lamanya, bahkan saya sempat berpesan untuk selalu rukun berumah tangga dan menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warohmah,\" kata Ikin. Diceritakan Ikin, sejak menikah Tuti dan suaminya tinggal di rumah neneknya yang merupakan ibu dari almarhum ayah Tuti di Desa Timbang, Kecamatan Cigandamekar. Kehadirannya ke Cilimus tersebut adalah untuk berkunjung ke ibunya dan para saudara yang sebagian besar tinggal di daerah Cilimus. \"Pertama mengunjungi ibunya di dekat alun-alun Cilimus, kemudian ke saya sebagai uwa atau pamannya. Setelah dari saya, rencananya Tuti akan bersilaturahmi ke uwanya yang lain di Panawuan, tapi ternyata takdir berkata lain. Tuti mengalami kecelakaan jadi korban tabrak lari hingga meninggal dunia,\" kata Ikin. Ikin dan keluarga sangat terpukul dengan kejadian tersebut, terlebih tak diketahui pelaku yang menabrak keponakannya tersebut. Ikin pun berharap kepada pihak kepolisian bisa segera menangkap pelaku tabrak lari tersebut. \"Saya selaku perwakilan keluarga sangat berharap besar kepada pihak kepolisian dapat menemukan pelaku tabrak lari yang tidak bertanggungjawab tersebut. Kami tidak akan menuntut ganti rugi karena nyawa tidak mungkin bisa diganti, setidaknya dia datang sebagai bentuk pertanggunjawaban. Mengenai proses hukum kami serahkan kepada pihak kepolisian,\" kata Ikin. (fik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: