Masih Mangkrak, Betonisasi Jalan Perum Ciremai dari APBD

Masih Mangkrak, Betonisasi Jalan Perum Ciremai dari APBD

CIREBON– Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan terus dilakukan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR). Berbagai sumber anggaran yang ada dimanfaatkan secara optimal. Termasuk pula dari APBD Kota Cirebon tahun 2017 untuk betonisasi jalan di beberapa titik. Salah satunya Jalan Terusan Perum Ciremai Raya. Kepala Bidang Bina Marga DPUPR Kota Cirebon Sumargo SE MSi mengatakan, betonisasi menjadi pilihan agar kualitas jalan dapat bertahan lama. Karena itu, untuk pembangunan jalan sejak tahun 2016, lebih banyak menggunakan model betonisasi. “Betonisasi lebih kuat dibandingkan pengaspalan. Terlebih pada jalan yang kontur tanahnya labil,” terang Sumargo, kepada Radar, Kamis (18/5). Karena itu, jalan di wilayah selatan hingga utara Kota Cirebon, banyak dibangun dengan menggunakan betonisasi. Tahun 2017 ini, kata Sumargo, ada anggaran APBD yang diperuntukan membangun jalan dengan model betonisasi. Ada di beberapa titik. Diantaranya Jalan Terusan Perum Ciremai Raya dan Jalan Pantai Pesisir Lemahwungkuk. Panjang betonisasi 70 meter di sisi kanan dan kiri. Dengan anggaran masing-masing Rp190 juta, secara bertahap jalan yang berkontur tanah labil akan dibangun betonisasi. Saat ini, ujar Sumargo, pekerjaan proyek betonisasi tersebut masih berjalan dan belum selesai. Sedangkan betonisasi jalan dari anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp96 miliar, sudah selesai seluruhnya. Pemerintah pusat hingga daerah banyak mengalokasikan anggaran untuk pembangunan infrastruktur. Khususnya jalan dan jembatan penghubung. Hal ini, lanjutnya, memudahkan akses masyarakat dalam menjalankan aktivitas. Dengan kondisi jalan nyaman, mobilitas pembangunan dapat lebih merata. Tidak hanya wilayah selatan, pembangunan dan peningkatan infrastruktur jalan dilakukan pula untuk wilayah kota dan pesisir. Sumargo menjelaskan, dalam waktu dekat Jalan Cipto akan diperlebar. Pasalnya, sebagai jalan protokol baru di Kota Cirebon, Jalan Cipto sering mengalami kemacetan di jam dan hari tertentu. Sasaran pembangunan dan peningkatan jalan dilakukan hingga masuk ke lingkungan. Hanya saja, sistem penganggaran dan pola pekerjaan berbeda. Sekretaris DPUPR Kota Cirebon Ir Yudi Wahono DESS menjelaskan, tipikal jalan berbeda-beda. Hal ini melihat kontur tanah jalan tersebut. Seperti Jalan Cipto yang dulu bekas sawah, memiliki kontur tanah mudah ambles dan rusak saat mendapatkan tekanan kendaraan. Dengan tingkat mobilitas kendaraan tinggi di Jalan Cipto, aspal akan mudah rusak. Terlebih saat musim hujan. Hal ini menjadi alasan Jalan Cipto dibangun dengan sistem betonisasi. Tujuannya, agar tetap kokoh hingga umur teknis pada sekitar 10 tahun kedepan.(ysf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: