IRT Jadi Pengeber Togel untuk Bantu Ekonomi Keluarga
CIREBON - Operasi Pekat Lodaya 2017 Satuan Reskrim (Satreskrim) Polres dan Polsek, berhasil mengungkap tiga kasus perjudian, dengan empat tersangka. Ada praktik judi toto gelap (togel) dan jenis Hongkong. “Tiga kasus dan empat tersangka ini, kami ungkap menjelang Ramadan, dan bertepatan dengan Operasi Pekat Lodaya 2017. Tujuannya untuk memerangi penyakit masyarakat,” kata Kapolres Cirebon Kota AKBP Adi Vivid Agustiadi Bachtiar SIK didampingi Kasat Reskrim AKP Galih Wardani, saat rilis hasil Operasi Pekat Lodaya 2017 di halaman Polres Cirebon Kota, Jumat (26/5). Dari tiga kasus tersebut, di antaranya, kasus Perjudian Jenis Hongkong, dengan tersangka Diki Priadi (31) warga Kecamatan Pekalipan, Edi Wirajaya (47) warga Kecamatan Kedawung, sedangkan Asnawi (40) sebagai pengeber, yang diamankan di wilayah Kecamatan Karyamulya, Kota Cirebon. “Asnawi dan kedua tersangka lainnya, merupakan perkara yang berbeda. Jika Asnawi sebagai pengeber perjudian jenis Hongkong yang menggunakan alat handphone untuk melakukan transaksi,” katanya. Kemudian kasus perjudian jenis toto gelap (togel), pelakunya merupakan sosok ibu rumah tangga, yakni Leni Handayani (38) warga Kelurahan Larangan, Kota Cirebon, yang tertangkap pada tangal 24 Mei, di depan Apotek Rajawali, Kelurahan Larangan, Kecamatan Harjamukti. Perempuan itu berperan sebagai pengeber serta penerima uang dari pemasang, “Leni ini pengeber dan menerima uang dari pemasang. Pemasangan judi tersebut melalui handphone. Setelah menerima uang dan mendata, uang tersebut diserahkan ke pengepul, yakni Iwan yang saat ini masih dalam pengejaran kami,” kata Galih. Kini, keempat pelaku sudah mendekam di tahanan Polres Cirebon Kota, untuk penyelidikan dan pendalaman terhadap beberapa orang yang masih melarikan diri. Dari keempat pelaku ini, masih tiga orang lagi DPO. “Atas perbuatannya, pelaku dikenakan pasal 303 KUHPidana dengan ancaman hukuman 10 tahun dalam kurungan penjara,” katanya. Salah seorang tersangka, Leni Handayani (38) mengatakan, dirinya terlibat sebagai pengeber togel untuk membantu perekonomian keluargannya. Karena, jika hanya mengandalkan pemberian suami, maka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Saya terpaksa melakukan ini, demi mencukupi kebutuhan anak saya. Terlebih lagi, suami saya hanya bekerja sebagai kuli bangunan. Saya terpaksa jalani ini, selama 8 bulan terakhir,” katanya. Sementara Asnawi mengakui, dia menjalani aktivitas sebagai pengeber selama 1,5 tahun. “Keuntungan saya satu hari jadi pengeber rata-rata Rp1 juta, dan saya sudah berjalan cukup lama,” katanya. (arn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: