Berkah Ramadan, Petani Ubi Merah Raup Untung Puluhan Juta Rupiah

Berkah Ramadan, Petani Ubi Merah Raup Untung Puluhan Juta Rupiah

KUNINGAN - Kiriman ubi merah dari Kabupaten Kuningan ke sejumlah pasar tradisional di Jakarta pada bulan Ramadan ini mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat dari biasanya. Seorang bandar ubi di Desa Bandorasawetan Mamat mengungkapkan,  dirinya harus memasok ubi merah ke Jakarta setiap hari sebanyak 8 ton. Padahal, sebelumnya dalam seminggu hanya dua hingga tiga kali saja. Hal ini disebabkan karena meningkatnya permintaan terhadap ubi merah sebagai bahan baku kolak sebagai makanan pembuka atau takjil saat berbuka puasa. \"Jika dibandingkan dengan hari biasa, kiriman ubi saat Ramadan ini meningkat hingga tiga kali lipat. Biasanya hanya dua atau tiga kali seminggu, sekarang harus setiap hari,\" kata Mamat, kemarin. Beruntung, produksi ubi merah saat ini tergolong cukup bagus karena didukung cuaca yang bagus pula. Rupanya, para petani pun sudah menyiapkan sejak beberapa bulan terakhir agar lahan pertaniannya ditanami ubi merah untuk memenuhi permintaan selama bulan Ramadan ini. \"Harganya pun cukup bagus untuk para petani yaitu Rp3.500 per kilogram. Ini meningkat dibanding hari biasa yang berada di kisaran Rp2.500 hingga Rp3.000 per kilogram,\" ungkap Mamat. Itu artinya, dalam sehari para petani bisa menghasilkan uang Rp28 juta jika harga perkilogram ubi Rp3.500 dan sekali kirim 8 ton. Mamat mengaku, setiap hari harus memenuhi permintaan ubi merah untuk kiriman ke Pasar Induk di Jakarta. Ini sudah menjadi kebiasaan setiap kali Ramadan hanya mengirim ubi merah saja, sedangkan pada hari biasa hanya mengirim untuk ubi jenis manohara maupun jitok. \"Petani juga sudah paham, sejak empat bulan yang lalu menanam ubi merah. Jadi mulai beberapa hari menjelang puasa banyak yang sudah panen sehingga stoknya pun cukup banyak,\" kata Mamat. (taufik)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: