Jelang Pilbup, PAN, Gerindra, PKS, PPP Berkoalisi?
KUNINGAN - Kendati Pilkada 2018 masih cukup lama, namun suhu politik di Kota Kuda mulai memanas. Tak hanya perang alat peraga yang dilakukan oleh para bakal calon bupati (balonbup)/wakil bupati, tapi juga merembet terhadap agresivitas yang ditunjukkan partai politik, terutama pemilik kursi di parlemen daerah. Di antaranya koalisi besar yang tengah dibangun oleh PAN, Gerindra, PKS dan PPP. Dengan jumlah total 20 kursi di parlemen daerah, koalisi empat parpol ini dianggap akan menjadi lawan setimpal dari PDI Perjuangan dan koalisi yang akan dibangunnya. Bahkan, keempat parpol itu sudah menyatakan kesiapannya untuk menggelar deklarasi. Para pentolan keempat parpol tersebut bakal hadir dalam deklarasi untuk merebut kekuasan di Pilkada 2018 mendatang. Seperti Ketua DPD PAN H Udin Kusnaedi SE MSi, Ketua DPC PKS Agus Budiman, Ketua DPC Gerindra H Dede Ismail SIP, dan Ketua DPC PPP H Uus Yusuf. Jika deklarasi ini mulus dan berlanjut sampai pengajuan bakal calon bupati, bisa dipastikan koalisi ini adalah yang terbesar dalam sejarah perpolitikan di Kabupaten Kuningan. Dede Ismail membenarkan jika keempat parpol sudah menjalin komunikasi yang intens sejak jauh hari. Sebagai bentuk kepercayaan yang dibangun selama ini, keempat parpol akan menggelar deklarasi untuk Pilkada 2018, di Hotel Grage Sangkan. “Koalisi empat partai ini semakin mengerucut dengan bakal digelarnya deklarasi. Kami sudah sepakat dengan Pak Udin, Pak Agus dan Pak Uus untuk mengumumkannya ke publik. Dan yang hadir dalam deklarasi nanti adalah para ketua parpol koalisi,” terang politisi kawakan Gerindra tersebut kepada Radar. Hanya saja, dalam deklarasi nanti, papar Dede, tidak ada agenda untuk memperkenalkan bakal calon yang diusung oleh koalisi. Sebab, untuk menentukan siapa bakal calon bupati dan wakil bupati yang akan diusung oleh koalisi, akan menunggu hasil survey yang akan dilakukan untuk melihat elektabilitas dan popularitas bakal calon. “Belum. Belum mengarah ke arah pengusungan siapa bakal calon dalam deklarasi nanti. Siapapun nantinya yang memiliki hasil survey paling tinggi dari kader yang ada di koalisi, tentu bakal diusung. Pada prinsipnya, kami mengenyampingkan ego pribadi termasuk ego ketua partai,” tegas Dede. Dede mencontohkan, jika seandainya dari hasil survey nanti nama dirinya tidak meraih hasil signifikan, maka dengan besar hati dirinya tidak akan ngotot untuk maju di Pilkada 2018. Malah sebaliknya, akan mendukung figur dari koalisi yang meraih survei tertinggi. “Kesepakatannya seperti itu. Artinya, setiap parpol di koalisi berhak untuk mengajukan calonnya. PAN, PKS, Gerindra dan PPP mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Andai nanti nama saya malah tidak masuk dalam hasil survei, tentu saya akan legowo. Begitu juga dengan ketiga partai lainnya,” sebut Dede. Ditanya soal kemungkinan menggandeng partai lain untuk bergabung dalam koalisi, Dede mengaku belum mengarah ke sana. Seperti komunikasi dengan PKB, Demokrat dan Golkar. Alasannya, Demokrat, Golkar, dan PKB, masih menunggu keputusan dari masingmasing DPP-nya. “Kami belum melakukan komunikasi dengan ketiga parpol tersebut. Konsentrasi kami dengan empat parpol yang sekarang bakal menggelar deklarasi. Jadi, kami memperkuat dulu komunikasinya di koalisi ini,” ujarnya. Sementara Ketua DPD PAN H Udin Kusnaedi SE MSi menampik jika akan dilakukan deklarasi seperti yang disebutkan Dede Ismail. Menurut Udin, pertemuan nanti adalah pertemuan biasa, di mana PAN juga melakukan komunikasi dengan partai lainnya, termasuk dengan PDIP. “Kebetulan hanya pertemuan biasa saja, menyamakan persepsi atau lobi-lobi politik saja. Dan itu wajar. Apalagi banyak ketua parpol yang duduk di dewan, sehingga agak sulit ketika akan bertemu,” tutur pengusaha beken Kuningan tersebut. Udin juga menegaskan jika partainya terus melakukan pertemuan dengan parpol lainnya, tidak hanya dengan Gerindra, PKS dan PPP saja. Dalam politik, kata dia, sangat dinamis dan memerlukan pendekatan yang intens. “Yang bisa mengusung satu paket pasangan kan hanya PDIP. PAN itu memerlukan koalisi dengan partai lain. Karena itu, kami juga melakukan lobilobi politik. Kalaupun pada akhirnya harus dua partai mengusung bakal calon, ya kami sudah siap,” tambah pria yang digadang-gadang bakal maju di Pilkada 2018 tersebut. (ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: