Pak Ogah Cilik Bantu Pemudik, Sehari Kantongi Rp30 Ribu

KUNINGAN - Sebagian kalangan menganggap remeh kehadiran Pak Ogah di sejumlah persimpangan yang mendadak marak pada musim mudik Lebaran. Apalagi dilakukan oleh anak-anak muda usia pelajar. Namun siapa sangka, ada maksud baik dilakukan anak-anak tersebut menawarkan jasa mengatur lalu lintas dengan berharap recehan dari pengguna jalan sebagai Pak Ogah. Salah satunya pelajar SMP bernama Hekto (15) asal Desa Sangkanmulya yang memanfaatkan momen libur Lebaran ini menjadi Pak Ogah di persimpangan Jalan Baru Sampora-Garatengah. Bersama sejumlah teman-temannya yang tergolong sudah dewasa, Hekto tak malu menjadi pengatur lalu lintas di persimpangan yang selama musim Lebaran ini mendadak ramai dilintasi kendaraan. \"Sudah sejak enam bulan ini jalan baru Garatengah ini ramai setiap kali musim liburan, tapi saya baru ikutan pada menjelang Lebaran ini saja. Sambil iseng mengisi waktu libur sekolah, lumayan dapat uang tambahan untuk jajan,\" kata Hekto. Dengan menjadi Pak Ogah, kata dia, kini dia punya uang sendiri dan tak perlu lagi minta uang jajan kepada ibu bapaknya. Bahkan, sebagian disisihkan untuk membeli peralatan sekolah dan sebagian lainnya untuk jajan adiknya. Dikatakan Hekto, di tempat tersebut tedapat sekitar 15 pemuda yang setiap hari bergantian menjadi Pak Ogah mengatur lalu lintas. Setiap kelompok terdiri dari tiga hingga empat orang yang akan bergantian mengatur lalu lintas dengan durasi waktu selama satu jam saja. \"Sehari bisa antara dua hingga tiga kali jaga, kemudian nanti hasilnya dihitung bersama kemudian dibagi rata. Lumayan, sehari bisa dapat Rp30 ribu hingga Rp40 ribu,\" ungkap Hekto. Hekto mengungkapkan, kehadirannya bersama kawan-kawannya sebagai Pak Ogah bukan bermaksud meminta-minta kepada para pengguna jalan melainkan hanya mengharapkan partisipasi pengguna jalan atas jasanya mengatur lalu lintas. Terlebih di jalur tersebut tergolong sepi dan rawan kecelakaan apalagi merupakan jalan baru yang belum banyak orang mengenalnya. (taufik)

Sumber: