Terminal Losari Kumuh, Pesimis Capai Target PAD

Terminal Losari Kumuh, Pesimis Capai Target PAD

LOSARI - Kondisi Terminal Losari yang sedang dalam proses peralihan menjadi Terminal Tipe B tidak terurus. Kondisi fisik bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 9.000 meter persegi tersebut, terlihat kumuh dan becek. Hampir setiap hari, areal terminal hanya dijadikan tempat parkir sejumlah kendaraan milik pedagang pasar dan sebagai garasi dari bus-bus. Bahkan, saat Radar mendatangi langsung lokasi terminal tersebut Rabu (28/6) siang, kondisi terminal seperti tidak terurus. Sisa air hujan nampak menggenangi beberapa sudut terminal. Selain itu, aktivitas menaik-turunkan penumpang pun, tidak dilakukan di dalam terminal. Melainkan hanya di pinggir jalan yang malah membuat kemacetan. Kepala Terminal Losari, Sukanda saat ditemui Radar mengatakan, saat ini status Terminal Losari masih dalam tahap peralihan menjadi Terminal Tipe B yang nantinya akan dikelola provinsi. “Kalau PNS-nya sudah beralih ke provinsi. Selain PNS, di sini ada 12 tenaga TKK dan TKS. Total ada 13 pegawai. Kalau terminalnya sendiri masih dalam proses peralihan. Pasti selesainya kapan belum tahu, tapi paling cepat ya diperkirakan tahun depan,” ujarnya. Untuk Terminal Losari sendiri, menurut Sukanda, akan sedikit repot status peralihannya karena Terminal Losari tersebut berdiri di lahan aset desa. “Ini kan lahannya sewa pertahun. Nah kalau untuk peralihan, mungkin nanti ada tim khusus yang akan mengurusi soal kepemilikan lahan,” ungkapnya. Kondisi tersebut, rupanya berbeda dengan status Terminal Ciledug dan Terminal Sumber yang memang lahannya sudah milik Pemkab, sehingga nantinya proses peralihan bisa lebih mudah. Persoalan lainnya, saat ini PAD yang ditargetkan kepada Terminal Losari dinilai terlalu berat. Dengan kondisi seperti saat ini, retribusi hanya mengandalkan dari Angkutan Pedesaan (Ciledug-Losari) dan Elf (Cirebon-Losari) tentunya sangat berat jika Terminal Losari kemudian ditarget sekitar Rp28 juta pertahun. “Untuk realisasi PAD tahun 2016 sekitar 80 persen. Untuk tahun ini, kita belum tahu. Kalau melihat kondisinya kemungkinan di bawah angka tahun lalu. Terlebih saat ini, sudah tidak boleh menarik retribusi dari bus,” paparnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: