Tak Terurus, TPU Anjatan Butuh Perhatian Pemerintah
INDRAMAYU – Menjelang berakhirnya musim mudik, aktivitas ziarah kubur kembali meningkat di sejumlah Tempat Pemakaman Umum (TPU). Para pemudik berharap, area pemakaman perlu dikelola serta ditata lebih baik.Sehingga, TPU terlihat indah dannyaman untuk dikunjungi. Harapan itu menyusul masih banyaknya TPU yang kondisinya memprihatinkan. Salah satunya kawasan Taman Makam Pahlawan di Desa Anjatan Utara, Kecamatan Anjatan. Sering tergenang banjir, kondisi TPU tersebut kerap becek meski tidak turun hujan. Ditambah tidak adanya akses bagi pejalan kaki di area kuburan, peziaranpun terpaksa menginjak makam untuk sampai di lokasi yang dituju. “Kondisinya sangat memprihatinkan. Pemerintah daerah perlu turun tangan untuk membenahi TPU, bila perlu ada instansi khusus yang mengurusnya. Kalau di Jakarta itu ada Dinas Pertamanan dan Pemakaman,” saran Cecep pemudik asal Kecamatan Anjatan yang bekerja di wilayah DKI Jakarta. Menurut dia, instansi ini sangat dibutuhkan karena keberadaan TPU menyangkut kepentingan publik. Di daerah tempatnya bekerja, instansi ini melakukan penataan TPU secara maksimal. Di dalam satu areal pemakaman tersedia berbagai fasilitas penunjang di antaranya fasilitas toilet, jogging track, embung dan areal parkir yang memadai. Penerangan di malam hari di areal pemakaman dibuat seterang mungkin untuk menciptakan suasana nyaman ”Alhasil, kawasan TPU rapi, indah dan nyaman,” katanya. Warga lainnya Basuki memiliki pendapat serupa. Penataan diperlukan, setelah dia juga melihat kondisi ada TPU yang makamnya menghadap dua arah. Yakni di TPU Ki Buyut Doglong, Desa Limpas, Kecamatan Patrol. Di tempat peristirahatan terakhir umat manusia itu, arah makam yang telah permananen maupun belum permanen di kuburan seluas sekitar 1,5 hakter tersebut tampak berbeda, saling berlawanan. Sebagian makam mengarah utara dan selatan, tapi sebagian lainnya membujur dari barat ke timur. Padahal umumnya, kuburan orang Islam mengarah utara ke selatan. “Selain pemerintah, MUI atau ulama perlu juga turun tangan untuk menertibkan kondisi seperti itu,” sarannya. Sebelumnya, Kuwu Limpas, Tato didampingi kuncen atau penjaga makam TPU Ki Buyut Doglong, Takyad membenarkannya. Seingat keduanya, kondisi itu sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu. Banyaknya makam yang menghadap barat ke timur tersebut disebabkan karena mengikuti makam-makam terdahulu. “Jadi kalau yang dikuburnya dimakam yang sudah lama, ya ngikutin arah makam disampingnya,” ungkap Kuwu Tato. Namun demikian, setelah tokoh ulama setempat turun tangan, arah makam selanjutnya mengikuti aturan agama Islam yakni mengarah utara ke selatan. Sedangkan makam yang sudah terlanjur salah posisi, masih tetap dibiarkan. Pihak keluarga dari jasad yang dikubur juga belum ada yang melakukan perbaikan arah. Kuncen Takyad mengaku belum mendata secara pasti jumlah seluruh makam di TPU Kibuyut Doglong. Termasuk makam-makam yang arahnya berbedabeda. Selain menjadi tempat pemakaman umum, di lokasi yang sama juga terdapat areal makam milik pribadi warga setempat. (kho)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: