Puas Impas
5 Chelsea v Man United 4 LONDON - Chelsea menuai kekalahan yang menyakitkan 2-3 ketika menjamu Manchester United di ajang Premier League Minggu lalu (28/10). Namun, The Blues -julukan Chelsea- tak perlu menunggu hingga 4 Mei 2013 atau saat mereka melawat ke Old Trafford pada putaran kedua Premier League untuk membalas kekalahan tersebut. Dendam itu sudah terbayar lunas ketika Chelsea menjamu United di Stamford Bridge pada laga putaran keempat atau babak 16 besar Piala Liga Inggris kemarin dini hari WIB. Chelsea memastikan lolos perempat final setelah menaklukkan United 5-4. Menilik skor, laga memang berjalan cukup ketat. Tapi, United sempat di atas angin ketika mereka leading tiga gol lewat Ryan Giggs di menit ke-22, disusul gol Javier Hernandez (43’) dan Nani (59’). Eksekusi penalti David Luiz pada menit ke-31 mengawali kebangkitan tuan rumah. Dua gol berikutnya dilesakkan Gary Cahill (53’), dan eksekusi penalti Eden Hazard (90’). Hasil seri 3-3 di akhir babak kedua memaksa kedua tim melakukan perpanjangan waktu. Pada babak ini, Chelsea lebih unggul secara mental karena mengejar defisit tiga gol di waktu normal. Hasilnya, dua gol tambahan pun berhasil disarangkan lewat Daniel Sturridge (97’) dan Ramires (116’). Gol penalti Giggs pada menit ke-120 tak lebih hanya sekadar gol hiburan. \"Luar biasa menyenangkan. Ini adalah tipikal Piala Liga,\" papar Roberto Di Matteo, manajer Chelsea, seperti dikutip AFP. \"Kami bisa saja habis sejak awal, tetapi para pemain mampu menunjukkan karakter yang fantastis dan tiga kali mengejar ketertinggalan. Ketika perpanjangan waktu, mental para pemain sudah lebih siap,\" ungkap tactician asal Italia itu. Di Matteo tak memungkiri kalau dia dan anak asuhnya sangat puas karena bisa impas atas United. Dia menilai kekalahan Chelsea pada laga Minggu lalu merupakan hal yang aneh. \"Kami hanya ingin menunjukkan bahwa kekalahan kami pada laga sebelumnya sangat ditentukan oleh pengaruh kepemimpinan wasit. Kami pantas menang kali ini. Kami punya banyak peluang dan punya karakter,\" jelas Di Matteo kepada BBC Sport. Kubu United punya pandangan berbeda. Menurut sang manajer Sir Alex Ferguson, kekalahan mereka terjadi karena mengandalkan para bek muda di benteng pertahanan. Tidak ada Rio Ferdinand, Jonny Evans, dan Patrice Evra seperti laga sebelumnya. Hanya Rafael yang merupakan satu-satunya bek regular yang tetap tampil. Sisanya, Ferguson memberikan kepercayaan kepada Scott Wootton (21) dan Michael Keane (19) di jantung pertahanan. Plus, Alexander Buttner di kiri. Wootton melakukan dua kesalahan sepanjang laga kemarin. Dia yang menyebabkan penalti di injury time serta kesalahan mengantisipasi bola yang berakibat gol Sturridge di perpanjangan waktu. \"Wootton dan Keane akan banyak belajar,\" kata Ferguson. \"Kami telah melakukannya dengan baik. Perpanjangan waktu memang memberikan tekanan yang terlalu kuat buat para pemain muda. Tidak masalah bila mengandalkan penyerang muda, tetapi bila bek muda, maka sedikit kesalahan, inilah yang terjadi,\" jelas Fergie. Setelah menyingkirkan United, Chelsea akan menghadapi Leeds United. Kedua tim memiliki sejarah rivalitas panas. Saat bentrok pada Desember 1997, tujuh pemain Chelsea dikartu kuning dan dua pemain Leeds dikartu merah. Bentrok berikutnya pada Oktober 1998, Chelsea menerima 12 kartu kuning dan satu kartu merah untuk Frank Lebouf. \"Leeds dan Chelsea punya sedikit sejarah di sini. Saya masih ingat ketika menjadi pemain dan bertarung melawan mereka,\" ujar Di Matteo yang memperkuat Chelsea sebagai pemain pada 1996-2002. (ham/bas)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: