Demokrat Mengalah
Rekomendasi Pastikan Duet Ano-Azis CIREBON - Teka-teki siapa yang akan mendapat rekomendasi dari Partai Demokrat, mulai terungkap. Yang menarik, meski Nasrudin Azis selama ini digadang-gadang menjadi kandidat wali kota, namun sumber koran ini justru menyebut Azis hanya berada di posisi wakil. Sementara calon wali kotanya jatuh pada sosok Drs H Ano Sutrisno MM. “Rekomendasi Partai Demokrat sebenarnya sudah turun, isi rekomendasi menunjuk Ano-Azis sebagai calon wali kota dan wakil wali kota,” ungkap sumber Radar di lingkaran Ano, kemarin. Masih menurut sumber itu, Partai Demokrat memilih mengalah atau realistis untuk tidak mengusung Azis di posisi E1 karena dari berbagai survei, Ano selalu berada di peringkat lebih tinggi. “Inikan mengalah untuk menang,” ungkapnya. Dirinya bahkan memastikan surat rekomendasi dari DPP Partai Demokrat sudah dibawa Azis dan posisi rekomendasi sudah ada di Cirebon. Hanya saja, sampai sekarang masih menunggu waktu yang tepat untuk dikenalkan ke publik dan dideklarasikan sebagai pasangan yang resmi dan sah. Dengan turunnya rekomendasi dari Demokrat, semakin mengokohkan posisi Ano. Oleh karena itu, menurut sumber itu, meski Partai Golkar sudah merekomendasikan sebagai calon wali kota, tetapi ngotot dipasangkan dari kader internal Golkar, maka bisa saja kepala BKPP itu lompat pagar, memilih ke Partai Demokrat sekaligus mundur dari Golkar. “Apalagi sudah sangat jelas, Partai Demokrat punya tiket sendiri untuk mengusung satu paket Ano-Azis,” imbuhnya. Sementara itu, jajaran internal DPC Partai Demokrat saat dikonfirmasi terkait kabar turunnya rekomendasi yang mengusung duet Ano-Azis, lebih memilih bungkam. Ketua Bapilu Partai Demokrat Kota Cirebon, Achmad Sofyan tidak mau berkomentar dengan alasan dilarang ketua DPC untuk berbicara ke media sampai batas yang sudah ditentukan. “Wah saya sudah mendapat pesan dari pak ketua untuk tidak berbicara ke media hingga beberapa hari ke depan,” elaknya. Begitu juga Ketua DPC Generasi Muda Demokrat Kota Cirebon, RM Handarujati Kalamullah SSos yang hanya mengumbar senyum saat ditanya tentang rekomendasi. “Belum Mas. Untuk sementara, semua pengurus sekarang dilarang berbicara ke media massa,” kata pria yang akrab disapa Andru. Pria berkulit putih ini justru membelokkan pembicaraan bahwa partainya tetap konsisten mengusung Azis sebagai calon wali kota, dan tidak ada kata tawar-menawar, apalagi menjadikan big boss-nya sebagai E-2. Karena sejak awal, sosialisasi selalu menyampaikan bahwa Azis adalah calon wali kota. Juru Bicara Azis I Love You (AILU), Umar Stanis Clau yang biasanya terbuka memberikan keterangan pers, mendadak tutup mulut dan enggan memberikan keterangan apapun ke media massa. Bahkan, Umar hanya menjelaskan hingga saat ini AILU masih tetap konsisten mengusung Azis sebagai calon wali kota, sedangkan calon wakilnya masih belum diketahui. “Yang jelas, AILU tetap menginginkan Pak Azis sebagai calon wali kota, dan itu harga mati,” tandasnya. Sebelumnya, Ano secara terang-terangan mengaku dirinya lebih menginginkan posisi sebagai E-1 jika memang Partai Demokrat menginginkannya untuk bertarung bersama Azis pada pemilihan wali kota mendatang. “Yang jelas, saya akan milih sebagai E-1, karena berdasarkan hasil survei saya yang tertinggi. Secara nasional, semuanya untuk menentukan calon juga mengacu kepada hasil survei,” kata Ano kepada Radar di Gedung Negara BKPP belum lama ini. Ano juga mengakui pernah diundang DPP Partai Demokrat dalam rangka pemberitahuan hasil survei yang dilakukan Partai Demokrat, dan Ano menempati urutan teratas. Saat itu, Ano langsung dipertemukan dengan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan jajarannya. “Saya ditelepon untuk bersilaturahim ke DPP dua-tiga hari yang lalu, untuk mendengarkan pemaparan hasil survei,” kata Ano. Mantan Sekda Kota Cirebon itu juga membantah rumor bakal ditendang dari Golkar. Ano tidak percaya dengan rumor yang berkembang di media massa. Baginya, saat ini kuncinya hanya ada di rekomendasi. Kalau rekomendasi sudah turun, maka akan ketahuan apakah dirinya ditendang atau tidak oleh Partai Golkar. Sementara itu, Ketua Bapilu DPD Partai Golkar Kota Cirebon Lili Eliyah secara tegas meminta Ano untuk bergabung dengan Partai Demokrat menjadi calon wali kota. Karena bagaimanapun, Golkar akan tetap mengutamakan kader dari internalnya, sedangkan Ano ikut proses penjaringan kapasitasnya bukan kader partai, tetapi eksternal Partai Golkar. “Partai kami lebih mengutamakan kader internal, bukan dari eksternal,” tegas Lili. Lili juga mempersoalkan Nomor Pokok Anggota Partai Golkar (NPAPG) yang dimiliki Ano jika memang benar sudah memiliki. Meskipun hingga saat ini Lili belum pernah melihat secara langsung NPAPG-nya Ano. “Kalau benar Pak Ano punya NPAPG, berarti dia melanggar aturan PNS, karena seorang PNS dilarang menjadi anggota partai politik,” tandasnya. (abd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: