Jumlah Penderita Campak dan Rubela di Kuningan Belum Mengkhawatirkan
KUNINGAN-Tak hanya penyakit kaki gajah saja yang mendapat prioritas penanangannya oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan, melainkan juga penyakit campak dan rubella (Measles-Rubela). Kampanye campak ini bertujuan menekan jumlah penderita, dan upaya meminimalisirnya. Bagaimana penanganannya? Sebagai ujung tombak dalam penanganan penyakit di tengah masyarakat, Dinas Kesehatan terus bergerak melakukan penanganan. Langkah ini mendapat sokongan dari Bupati H Acep Purnama SH MH. Misalnya Pemkab Kuningan menggelar rapat koordinasi lintas sektoral yang kali ini membahas soal kampanye campak-rubela (Measles-Rubela). Lokasi rakor ini di Hotel Horison Tirta Sanita, Panawuan, dan diikuti sejumlah pihak terkait. Semula Bupati H Acep Purnama yang akan memimpin rakor, namun karena ada kegiatan lain, diwakili Wabup Dede Sembada. Di hadapan peserta rakor, Wabup Dede yang membacakan sambutan tertulis bupati mengatakan, virus campak dan rubela masih beredar di Indonesia, termasuk di Kabupaten Kuningan. Meski dari jumlah penderitanya di Kabupaten Kuningan tidak mengkhawatirkan, lanjut wabup, namun perlu mendapat perhatian serta dukungan dari semua pihak. Tujuannya, agar masyarakat di daerah ini mendapat herd immunity (kekebalan kelompok) dengan cakupan di atas 85 persen sehingga tidak mudah terserang virus campak dan rubella. Wabup juga menekankan pentingnya jalinan komunikasi antar dinas terkait, termasuk dalam penanganannya. Jika dilakukan secara massif dan berkesinambungan, penyakit campak dan rubella bisa diatasi. “Melalui rapat koordinasi ini saya menginstruksikan kepada pihak terkait agar menyukseskan penyelenggaraan Kampanye Imunisasi Measles Rubela dengan melaksanakan gerakan sosial menuju Indonesia yang lebih baik. Termasuk di dalamnya Kabupaten Kuningan yang harus terbebas dari penyakit campak dan rubella,” tegas Wabup Desem. Terkait hal itu, wabup juga meminta unsur-unsur yang melaksanakan perannya sesuai porsi masing-masing. Seperti PKK dan Dharma Wanita agar ikut menggerakkan masyarakat yang merupakan sasaran agar hadir di tempat pelayanan yang telah ditentukan. Begitu pula camat, diharapkan melaksanakan perannya dalam mewujudkan political will, sehingga dapat mempercepat keberhasilan pelaksanaan imunisasi Measles Rubella di wilayah kerja masing-masing. “Ini perlu mendapat dukungan dari semua komponen masyarakat dan juga pemerintahan. Masyarakat juga harus peduli terhadap kondisi kesehatan di lingkungannya, dan mengimbau kepada warga untuk membawa anaknya ke pos pelayanan imunisasi,” sebut wabup. Mengingat sasaran imunisasi adalah anak sekolah dasar, sambung Dede, pihaknya meminta kepada Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan (Kadisdikbud), dan Kementerian Agama Kabupaten Kuningan, agar memberikan dorongan dan menginstruksikan kepada jajarannya agar terlibat mengondisikan imunisasi di SD dan Madrasah Ibtidaiyah (MI). “Kepada sejumlah direktur rumah sakit pemerintah maupun swasta, diminta agar ikut berpartisipasi sekaligus menyukeskan kampanye ini. Terutama dalam hal penanganan kasus kejadian ikutan setelah imunisasi. Pasalnya, keberhasilan program ini merupakan keberhasilan pula Kabupaten Kuningan,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan H Raji SE MMKes dalam laporannya menerangkan, sampai saat ini pemberian imunisasi merupakan upaya kesehatan yang terbukti ampuh serta berdampak positif guna mewujudkan derajat kesehatan ibu dan anak. “Imunisasi tidak sekadar melindungi seseorang, tapi juga masyarakat dengan memberikan perlindungan komunitas atau disebut Herd Immunity. Campak merupakan penyakit yang mudah menular yang disebabkan oleh virus dengan masa inkubasi 8 sampai 13 hari,” kata Raji. (ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: