Begini Buntut Warga Blokade Akses Masusk PLTU 3

Begini Buntut Warga Blokade Akses Masusk PLTU 3

CIREBON - Blokade akses masuk PLTU 3 Cirebon yang dilakukan sejumlah orang, berbuntut panjang. Kasus tersebut kini bergulir di kepolisian. Polisi pun sudah memasang police line di lokasi material urukan yang dijadikan media untuk menutup akses PLTU 3. Pimpinan PT LMA selaku kontraktor PLTU 3, Rudyanto Hamidjojo melalui rilis yang diterima Radar Cirebon, menyebutkan, aksi yang dilakukan pada hari Kamis (13/7) tersebut, bukan warga ataupun masyarakat Desa Pengarengan secara keseluruhan. Melainkan hanya dilakukan oknum masyarakat dan LSM yang tidak mengantongi izin demonstrasi dari pihak kepolisian. “Aksi itu tidak ada izin, hanya dilakukan oknum saja,” ujarnya. Dia menjelaskan, pihak perusahaan jauh-jauh hari sudah melakukan apa yang diminta oknum tersebut. Seperti pemberdayaan masyarakat dan kontribusi kompensasi perusahaan untuk lingkungan sekitar. “Permintaan sudah kita akomodir sejak jauh-jauh hari. Hampir 80 persen pekerja dalam proyek ini adalah warga lokal. Perusahaan juga sudah membayar kompensasi sebesar Rp 7 ribu per rit dan sudah diberikan secara rutin sejak Desember 2016,” imbuhnya. Pihak perusahaan pun menilai, aksi tersebut adalah murni aksi premanisme yang harus diselesaikan lewat jalur hukum. Pihak perusahaan pun akan berkoordinasi dengan pihak-pihak yang mempunyai kewenangan terkait data dan rekapan operasional perusahaan terkait persoalan oknum yang melakukan penutupan paksa PLTU 3, sehingga menimbulkan kerugian bagi peusahaan. “Biar persoalan ini diselesaikan lewat jalur hukum, biar transparan. Sangat tidak benar jika kami tidak peduli dengan warga sekitar. Silakan bisa dicek langsung, ada berapa tenaga kerja kami yang berasal dari Cirebon,” ungkapnya. Sebelumnya, pihak PLTU 3 melaporkan kasus itu ke kepolisian. Karena sejumlah warga Desa Pengarengan Kecamatan Pangenan memblokade akses masuk PLTU Tanjung Jati atau PLTU 3, Kamis (13/7) pagi. Akses masuk PLTU 3 tersebut ditutup menggunakan material tanah urukan persis di depan pintu gerbang. Imbasnya, aktivitas kendaraan berat dan dump truck lumpuh total, dan warga ngotot tidak akan membuka blokade sampai tuntutan mereka dipenuhi pihak perusahaan. “Ini janji-janji saja. Orang luar bisa datang ke sini untuk nyari uang, kenapa orang pribumi tidak bisa nyari uang di sini? Kita cuma diam, cuma bisa lihat,” ujar Jaenudin, salah seorang warga yang ikut aksi tersebut. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: