Frustrasi Sepekan setelah Amuk Badai Sandy
NEW YORK- Sepekan setelah amuk Badai Sandy di wilayah East Coast (pantai timur AS), Negara Bagian New York dan sejumlah kawasan lainnya yang terkena bencana terus berbenah. Setelah libur sepekan, sekolah-sekolah pun dijadwalkan buka kembali kemarin (5/11). Kehidupan pun diperkirakan berjalan normal kembali. Tetapi, bagi sebagian besar warga AS di wilayah timur, dampak badai yang dijuluki superstorm atau frankenstorm tersebut memunculkan frustrasi. Sejumlah laporan kemarin menyatakan bahwa perasaan frustrasi akibat dampak badai itu bertambah setelah sepekan. Hampir dua juta warga terpaksa bertahan tanpa listrik. Mereka harus bertahan dengan lilin saat malam. Di New York, ratusan ribu warga yang biasa menggunakan subway (kereta api bawah tanah) juga diliputi perasaan frustrasi saat menuju ke tempat kerja. Sebagian jalur dan layanan subway dikurangi. Operasi kereta bawah tanah itu saat ini baru berjalan sekitar 80 persen dari kapasitas normal. ’’Layanan subway memang masih belum akan normal hingga besok (kemarin, Red). Kami berharap Anda semua memahami,’’ kata Gubernur New York Andrew Cuomo Minggu lalu (4/11). Masalah lebih berat menghadang puluhan ribu orang karena tidak bisa pulang ke rumah mereka. Sebagian yang lain harus bertahan tanpa listrik dan pemanas ruangan. Ironisnya, cuaca dingin pun mengancam. Badai Nor’easter diperkirakan muncul pertengahan pekan ini. Padahal, badai itu membawa udara dingin yang menggigit tulang maupun hujan deras dan angin kencang. Wali Kota New York Michael Bloomberg menyatakan bahwa sekitar 30 ribu-40 ribu warganya membutuhkan tempat tinggal. Itu termasuk 20 ribu orang yang terpaksa tinggal di fasilitas umum saat ini. Pembenahan dan pembersihan sekolah di New York juga terus dikebut Minggu lalu (4/11). Sebagian besar sekolah di kota terbesar di AS itu direncanakan dibuka sehari kemudian (kemarin, Red). Tetapi, sebagian belum dialiri listrik. Banyak pula sekolah yang masih dipakai untuk tempat penampungan warga atau pengungsian. Keprihatinan juga muncul menjelang pemilihan presiden (pilpres) AS hari ini (6/11). Banyak pemilik suara yang tidak bisa menggunakan hak pilihnya. Sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) di Negara Bagian New York dan New Jersey rusak akibat tersapu gelombang air laut. Karena itu, pemerintah New Jersey mengizinkan para pemilih di pengungsian untuk menyalurkan suara melalui surat elektronik atau e-mail. Di New York, sekitar 143 ribu pemilih akan didaftar ulang pada TPS lain. Kedua negara bagian tersebut merupakan wilayah yang paling parah kena dampak Badai Sandy. Padahal, New York dan New Jersey biasanya menjadi ladang suara bagi Demokrat atau partai Presiden Barack Obama. Sekitar 1,9 juta rumah dan tempat usaha belum teraliri listrik hingga kemarin. Tekanan atas perisahaan listrik terus datang dari warga di wilayah-wilayah yang terkena dampak terburuk Badai Sandy. Di New York, pihak penyedia jasa publik diminta untuk memulihkan kembali mesin pemanas dan listrik kepada 650 ribu pelanggan. Separo lebih dari para pelanggan tersebut disuplai perusahaan listrik Long Island Power Authority. Village of Flower Hill di utara Long Island termasuk yang masih gelap hingga kemarin. Tab Hauser, wakil wali Kota Village of Flower Hill, pun mengritik bahwa Long Island Power Authority bukan cuma lamban dalam proses pemulihan pasca-badai, tapi tidak melakukan persiapan untuk menghadapi bencana. Di New Jersey, sekitar seperempat wilayah masih belum menikmati listrik. Itu membuat warga tak bisa menyalakan mesin penghangat ruangan. Setelah puncak pemadaman listrik berdampak pada 8,5 juta warga di sejumlah negara bagian yang terkena badai, rata-rata pemulihannya menurun. Hal itu disebabkan para pekerja harus bekerja di lokasi sulit dan terisolasi. Lantas, tantangan lain adalah suplai bahan bakar minyak (BBM). Karena tidak ada aliran listrik, pengelola SPBU terpaksa menghentikan operasi. (AP/RTR/cak/dwi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: