Bank Indonesia Jamin Likuiditas Perbankan Aman
JAKARTA-Bank Indonesia (BI) memastikan likuiditas perbankan kuartal ketiga relatif aman. Berbeda dengan momen ramadan dan lebaran, periode Juli-September justru tidak ada kegiatan berarti memicu pengetatan likuditas. Saat ini selisih (gap) antara kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) tersalurkan masih relatif terjaga. ”Gap itu pada kuartal tiga tidak ada masalah. Itu karena tidak ada satu aktivitas apapun,” tutur Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto, di Jakarta. Erwin melanjutkan, rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) masih terjaga di level 88 persen hingga 89 persen. Kemudian, likuditas mencukupi juga terlihat dari dana perbankan ditampung di bank sentral ymencapai Rp 400 triliun. ”Rule of thumbnya, kalau di atas Rp 350 triliun itu berarti likuiditas banyak,” imbuh Erwin. Potensi pengetatan likuiditas, lanjut Erwin, biasanya bakal terjadi pada tiga bulan terakhir di penghujung tahun. Untuk itu, BI akan memainkan peran untuk menjaga kondisi likuditas perbankan. Salah satunya melalui operasi pasar terbuka dengan membeli surat berharga. Selain itu, untuk menjaga likuiditas, BI dan pemerintah juga melakukan koordinasi terkait rencana fiskal pemerintah. Hal itu misalnya tercermin dari kehadiran Gubernur BI Agus DW Martowardojo dalam pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2017 (RAPBNP 2017) bersama dengan pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Koordinasi antara BI dan pemerintah juga dilakukan dalam wadah Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang juga beranggotakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Contohnya, BI ikut memantau rencana penerbitan surat utang (obligasi) negara untuk membiayai defisit APBN. Secara teori, penerbitan surat utang negara secara agresif di saat perbankan tengah membutuhkan likuiditas berisiko memperketat likuiditas dan dalam jangka panjang bakal memicu kenaikan suku bunga perbankan. \"Kalau semua sudah terencana, kami bisa memitigasi risiko dengan baik,” tegasnya. (far)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: