Presiden Kecam Insiden Berdarah Masjid Al Aqsa, Indonesia Desak PBB Bersikap

Presiden Kecam Insiden Berdarah Masjid Al Aqsa, Indonesia Desak PBB Bersikap

JAKARTA - Tindakan Israel menutup akses Masjidil Aqsa yang berujung tewasnya jamaah, membuat Presiden Joko Widodo geram. Di sela kunjungan ke DIJ kemarin, Presiden meminta ada langkah tegas dari PBB untuk menyelesaikan persoalan yang latar belakangnya sudah berlangsung puluhan tahun itu. ’’Indonesia mengecam keras pembatasan beribadah di Masjid Al Aqsa,’’ tegas Jokowi dengan wajah serius. Dia sempat mengulang kecaman itu satu kali. Bersama Presiden, tampak Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir yang mendampingi dia di DIJ. Ketegangan di Masjid Al Aqsa terjadi mulai Selasa (18/7) lalu. Bahkan Jumat lalu (21/7), ada jamaah yang meninggal dunia akibat kekerasan keamanan Israel. Presiden Jokowi juga mengecam jatuhnya korban tewas dari pihak Palestina setelah penutupan akses tersebut. ’’Ada tiga korban jiwa, yang baru saja tadi saya mendapatkan informasi,’’ lanjut Presiden 56 tahun itu. Seorang korban dibunuh oleh pemukim Israel, sementara dua lainnya dibunuh oleh tentara Israel, masing-masing di Yerussalem dan Tepi Barat. Atas peristiwa itu, Jokowi meminta PBB segera mengambil sikap. ’’Indonesia meminta kepada Sekjen PBB agar Dewan Keamanan PBB segera melakukan sidang untuk membahas krisis di kompleks Masjid Al Aqsa,’’ tambahnya. Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arrmanatha Nasir mengatakan, pemerintah Indonesia tegas mengutuk aksi kekerasan oleh pihak keamanan Israel. Apalagi aksi kekerasan itu telah mengakibatkan tiga orang jamaah tewas dan seratusan lainnya luka-luka di komplek Masjid Al-Aqsa. ’’Indonesia menolak segala bentuk aksi kekerasan dan pelanggaran HAM,’’ tuturnya. Termasuk pembunuhan terhadap jamaah yang menjalankan hak ibadah masing-masing. Pemerintah Indonesia menyampaikan duka cita mendalam kepada korban dan keluarganya. Dia menegaskan bahwa Indonesia mendesak supaya Dewan Keamanan PBB segera bersidang dan mengambil langkah strategis. Supaya tidak terjadi lagi aksi kekerasan oleh pihak Israel maupun pihak manapun di komplek Masjid Al-Aqsa. Tidak hanya itu, Indonesia juga mendesak supaya Organisasi Konferensi Islam (OKI) segera menggelar pertemuan darurat. Di dalam pertemuan darurat itu membahas situasi keamanan di komplek Al-Aqsa. Arrmanatha mengatakan, Indonesia ingin supaya Israel tidak mengubah status quo komplek Al-Aqsa. Supaya masjid Al Aqsa dan The Dome of The Rochk tetap sebagai tempat suci serta dapat diakses untuk semua umat Islam. Ketua MUI Muhyiddin Junaidi mengatakan, mereka mengutuk aksi kekerasan itu. Dia mengatakan MUI meminta Israel segera membuka kembali Al Quds Al Syarif untuk menghindari eksalasi atau ketegangan dengan umat Islam. ’’Khususnya dengan umat Islam di Palestina,’’ katanya. Dia menegaskan aksi Israel itu merupakan pelanggaran terhadap Piagam PBB tentang kebebasan menjalankan ibadah sesuai agama yang dianut. (byu/wan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: