Drama Dalam Ruang Terbatas Sedot Ratusan Penonton
KUNINGAN - Teater Lintas Ruang Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Prodi PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Uniku sukses mementaskan Dalam Ruang Terbatas di Gedung Kesenian Raksawacana, belum lama ini. Meski dipentaskan hanya dalam satu hari, animo apresiator sangat tinggi. Itu dibuktikan dengan bangku penonton di gedung kesenian penuh dan padat. Padahal, kapasitas gedung kesenian itu mampu menampung 400 penonton. Pertunjukan teater itu rupanya sangat menarik perhatian masyarakat. Asisten Sutradara, Aditya Toharudin mengaku bangga dan senang melihat besarnya antusiasme masyarakat menyaksikan pementasan teater. Tiket yang disediakan juga habis diburu penonton. “Alhamdulillah, saat dibuka penjualan tiket yang dimulai 15 sampai 20 Juli, tiket habis terjual. Pementasan dengan durasi 1 jam 30 menit tersebut, juga dapat menarik perhatian dan animo masyarakat. Bahkan ada yang dari luar kota datang jauh-jauh hanya untuk menonton pementasan tersebut,” ujar Aditya, Sabtu (22/7). Pementasan yang mengusung tema Hybird We Move And Coloring tersebut, kata dia, dapat membawa hanyut perasaan penonton terhadap jalannya pementasan. “Dalam pementasan kali ini, saya dan Bang Raka selaku asisten sutradara dan sutradara mengusung atau mencoba menghadirkan hal-hal baru. Dalam pementasan tersebut kami memadukan antara tari, musik, akting dan physicaltheater lebih dari itu kami menggunakan blocking karikatural dalam mementaskan naskah drama tersebut,” jelasnya. Ipung, yang menonton pementasan tersebut mengatakan, Teater Lintas Ruang telah menunjukkan keseriusannya dalam berproses. Sehingga, ketika melakukan pementasan, benar-benar profesional dan mengena di hati para penonton. Alhasil, penonton memberikan aplaus atas kemampuan para aktor teater menjalankan perannya. “Meski teater baru yang terbentuk dari ujian mata kuliah drama, tapi keartistikan garapan dipertimbangakan dengan matang. Beberapa eksperimen pemanggungan dimunculkan demi menutupi beberapa celah kekurangan, termasuk untuk menutupi dalam hal pemeranan. Teater lintas ruang telah berani mengeluarkan bakat-bakat terpendam menjadi sebuah garapan pemanggungan,” tutur Ipung yang juga aktor teater. Selain itu, Kang Zeze, guru salah satu penerima penghargaan MOP Dunia di Arab Saudi mengatakan, pementasan yang sudah dilakukan benar-benar total, detail, matang, serta warna baru bagi pertunjukan teater di Kuningan. Dia meyakini, ke depan akan terjadi kebangkitan dunia teater di Kabupaten Kuningan. Kemudian melahirkan seniman-seniman Indonesia yang totalitas dalam berkarya. Pihaknya berharap, seni teater semakin digemari di Kota Kuda, dan bisa bersinergi dengan kegiatan literasi yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah. Dia juga meminta kepada para seniman agar dalam hal apapun jangan takut untuk otodidak dan jadilah generasi “amatir” yang akan terus belajar dan berkarya. “Sudah saatnya generasi muda harus memulai membuka pikiran terhadap hal-hal yang ada. Jangan memandang hanya dari satu sudut pandang saja. Tetapi, coba pandang dari semua sudut pandang. Semoga generasi muda di kuningan umumnya di Indonesia bisa menjadi generasi yang kreatif, sehat, berkarakter dan cerdas guna menyongsong bonus demografi yang sedang dan akan kita dapatkan,” pungkasnya. (ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: