Bongkar Saja Pasar Darurat
Afif: Sudah Boros Anggaran, Sekarang Jadi Tempat Mesum WERU- Maraknya praktik mesum di ratusan kios pasar darurat Pasalaran, Weru, membuat prihatin banyak pihak. Warga menyayangkan proyek dengan anggaran Rp751 juta itu dibiarkan kosong, bahkan kini menjadi area nongkrong para PSK dan waria. Warga pun mendesak pemkab segera membongkar pasar tersebut. Pengamat kebijakan publik, Afif Rivai, mengatakan, tidak digunakannya pasar darurat oleh para pedagang Pasar Pasalaran, dan kini menjadi tempat mesum, telah menandakan bahwa Pemkab Cirebon tidak serius dalam mengelola layanan yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Dia menyebutkan, Disperindag tidak punya perencanaan yang matang dalam membangun pasar. “Buktinya pasar darurat mubazir. Kini menjadi masalah sosial yang baru, yaitu dijadikan tempat mesum. Sudah boros anggaran, sekarang jadi tempat mesum. Sudah begitu, pedagang yang memilih mendirikan pasar darurat sendiri di sisi jalan akhirnya menimbulkan kemacetan,\" beber mantan aktivis HMI Cirebon ini. Nurohman (37), warga Kecamatan Weru, mengatakan, deretan bangunan pasar darurat itu rentan disalahgunakan terutama saat malam hari. “Wajar kalau saat petugas razia ada PSK dan waria. Itu kan bangunan kosong yang berderet dengan jumlah ratusan. Kalau tidak dikontrol dengan baik, pasti disalahgunakan. Daripada tidak digunakan, lebih baik dibongkar,” ujarnya, kemarin. Sebelum ada bangunan, sambung Nurohman, kawasan itu kerap menjadi tempat nongkrong para waria. Sekarang dengan adanya bangunan, dia yakin praktik mesum akan makin subur. Dia pun berharap Pemkab Cirebon mengambil langkah tepat dan cepat guna meminimalisasi praktik asusila di lokasi itu. “Satpol itu kan razianya gak tiap malam. Jadi saat petugas lengah, pasti lokasi itu disalahgunakan,” tegasnya. Secara terpisah, Kuwu Weru Lor, Ibnu R, mengaku tidak mengatahui jika pasar darurat dijadikan tempat mesum. Namun, dia mengakui sebelum ada pasar darurat, tempat tersebut sempat ramai dengan para waria yang berasal dari Sigundul. \"Saya tidak tahu, tapi kalau waria memang dari dulu. Meraka ke sini setelah Sigundul ditutup. Tapi kalaupun ada PSK dan lain-lain, dari mandor desa sudah melakukan penjagaan. Kalau pun ada, mereka lapor,\" katanya. Sebelumnya, Kabid Trantib Satpol PP Kabupaten Cirebon Kusaeri MSi mengungkapkan, pihaknya dan Polres Cirebon serta Kodim 0620 Sumber pernah menggelar operasi tengah malam atau sekitar pukul 23.00. Hasilnya, mereka mendapati PSK yang sedang mangkal, diduga hendak mencari pasangan kencan. “Razia itu kamu lakukan sepekan lalu. Kami berhasil mendapatkan dua orang PSK. Saya akui di sana juga banyak waria. Ketika kami gerebek, mereka semua lari,” tutur Kusaeri kepada Radar. Kusaeri menambahkan, tempat yang dibiarkan kosong tersebut sangat mungkin dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. “Kalau tidak dikontrol, pasti bisa dimanfaatkan. Untuk membongkarnya, kita tidak bisa. Leading sektornya sendiri (Disperindag, red) belum ada perintah,” jelasnya. Terpisah, Kabid Pengelolaan Pasar Disperindag Drs H Zainal Arifin MSi mengatakan pihaknya sudah melakukan antisipasi berupa pengamanan. Soal pembongkaran, dia menegaskan tak mungkin dilakukan sebab pasar darurat merupakan bukti dan bentuk fisik anggaran yang telah dipakai. “Kita tidak bisa membongkarnya, kan itu merupakan bentuk fisik. Kalau dari Inspektorat dan BPK ingin memantau bagaimana? Jadi nanti setelah renovasi Pasar Pasaran selesai, pasti dibongkar,” ungkapnya kepada Radar. Zainal juga memohon kerja sama dan koordinasi masyarakat untuk tetap memantau dan mengawasi pasar darurat. “Saya juga pernah mendengar itu (praktik mesum, red), makanya saya mohon bantuan masyarakat untuk terus memantau dan melaporkan kepada kami jika ada hal seperti itu. Kan tahu sendiri, mereka-mereka ini (PSK dan waria, red) lebih pintar dari pada petugas keamanan,” ujar Zainal. (via)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: