Harga Garam Mahal, Pasokan Masih Seret

Harga Garam Mahal, Pasokan Masih Seret

CIREBON - Sejumlah petani dan penggarap lahan garam melakukan panen dini untuk mengejar harga garam krosok yang masih tinggi. Hal tersebut dilakukan, karena masih tingginya permintaan, sementara stok garam masih seret. Jika sebelumnya proses panen garam krosok dilakukan tiga hari sekali, kini para petani mempercepat siklus panennya menjadi dua hari sekali, untuk mengejar keuntungan saat harga garam masih tinggi. Saat ini, harga garam krosok perkilonya masih bertahan kokoh di angka Rp2.700 hingga Rp3.000. Hal tersebut dikatakan Winda (50), salah satu petani penggarap lahan garam di Blok Kandawaru, Desa Waruduwur, Kecamatan Mundu. Dijelaskannya, selain karena harga yang sedang mahal, panen dini garam krosok dilakukan karena intensitas angin yang terlalu kencang, sehingga membuat lahan garam kering, tapi garam yang dihasilkan sedikit. “Angin sangat berpengaruh. Air yang sedianya diproses jadi garam, malah terbawa angin perlahan-lahan. Hasil garam jadi sedikit. Selain itu, belum panen saja sudah banyak pemesan. Kita sedikit kewalahan, terpaksa panennya dipercepat dua hari sekali,” ujarnya, Kamis (3/8). Menurutnya, ada perbedaan yang dihasilkan ketika memilih panen garam terlalu cepat. Garam yang dihasilkan masih muda dengan ciri-ciri butirannya masih halus dan fisiknya rapuh. “Ini resikonya. Garamnya agak rapuh, tapi sama tetap asin kok. Panen dini juga berkaitan dengan harga garam yang sedang mahal. Sejak jadi petani garam, baru sekarang harga semahal ini. Padahal dua tahun lalu masih di kisaran Rp200 sampai Rp400 perak perkilonya,” imbuhnya. Sementara itu, petani garam Waruduwur lainnya, Agus mengatakan, mendukung langkah pemerintah kabupaten yang dalam waktu dekat akan membentuk BUMD atau perusahaan daerah yang akan mengelola garam. Menurutnya, pengelolaan garam perlu dilakukan untuk menjaga ketersediaan garam, dan yang paling penting bisa melindungi petani dari kerugian akibat harga anjlok. “Kalau ada perusahaan daerah yang bisa membeli garam dengan harga stabil, pasti kita dukung. Itu program bagus, petani garam bisa tenang, tidak khawatir lagi. Ada jaminan harga tidak akan anjlok,” ungkapnya. Sebelumnya, Bupati Cirebon Dr H Sunjaya Purwadisastra MM MSi menegaskan, pihaknya akan segera membentuk perusahaan daerah dalam waktu dekat, dengan salah satu bidangnya mengurusi persoalan garam. “Sudah beberapa kali kita bahas, baik melalui rapat kecil ataupun rapat lintas SKPD. Rencananya, kita akan bentuk satu perusahaan daerah lagi,” ujar Sunjaya. Perusahaan daerah tersebut, rencananya akan dibentuk pada tahun ini juga, setelah hasil kajian yang dilakukan pihak-pihak terkait. Nantinya, perusahan tersebut tidak hanya fokus mengurusi garam dan kelengkapan lainnya, namun juga akan mengurusi sektor-sektor lain. “Perda tentang Pembentukan Perusahaan Daeah kita sudah punya. Tinggal nomenklaturnya. Masih harus ada persesuaian lagi, antara bagian hukum dan organisasi. Tapi untuk target tahun ini, harus segera dibangun,” imbuhnya. Ditegaskan bupati, perusahaan daerah tersebut nantinya akan mengurusi persoalan garam dari hulu hingga ke hilir, sekaligus memastikan tidak terjadi kelangkaan garam. Pasalnya, saat ini yang terjadi adalah lonjakan harga garam saat stok langka, dan turunnya harga garam saat stok garam menipis. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: