Dorong SBY Temui Najib

Dorong SBY Temui Najib

JAKARTA - Langkah politik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk meredam memanasnya hubungan bilateral RI-Malaysia terus menuai kritik. Kebijakan SBY berkirim surat kepada Perdana Menteri (PM) Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak hingga kini belum membuahkan hasil. Tak kunjung diresponsnya surat yang dikirim sejak Sabtu (28/8) lalu itu menunjukkan kebijakan diplomasi SBY lemah dan tidak dihargai Malaysia. Direktur Sabang-Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan mengatakan langkah politik SBY itu sangat memalukan dan cenderung merendahkan martabat dan harga diri kita sebagai bangsa yang besar. Apalagi, PM Najib terang-terangan mengomentari surat itu tanpa membacanya isinya terlebih dahulu. “Ini namanya pelecehan. Harusnya Presiden bisa melakukan diplomasi yang lebih tegas lagi kepada Malaysia. Ketimbang mengirim surat lebih baik mengirim langsung pasukan,” ujar Syahganda kepada Jawa Pos (Grup Radar Cirebon) di Jakarta kemarin. (31/8). Kandidat Doktor ilmu kesejahteraan Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan, harusnya Presiden melakukan pertemuan secara langsung dengan Najib. Hal itu, kata dia, akan lebih terhormat ketimbang hanya bersurat-menyurat karena ini menyangkut kedaulatan bangsa. Pertemuan Joint Ministry Commission Indonesia-Malaysia yang akan dilangsungkan pada 6 September mendatang di Kinabalu dinilai tidak tepat karena hanya melibatkan Menteri Luar Negeri kedua negara. “Mengingat konflik yang berkembang memerlukan penyelesaian terhormat khususnya bagi Indonesia,” ujarnya. Menlu Marty Natalegawa dalam keterangan tertulis kepada media menyatakan materi perundingan yang akan dibawa Kemenlu ke meja perundingan sudah siap. Dia yakin bahwa perbatasan dengan Malaysia yang akan dilaksanakan pada 6 September nanti akan berjalan dengan lancar dengan hasil yang sesuai keinginan. “Harus dipahami Indonesia sangat tegas dan pastikan kedaulatan Indonesia dihormati oleh negara tetangga, termasuk dengan Malaysia,” ujarnya lagi. Harian Bernama dari Kuala Lumpur melaporkan, perayaan Hari Kemerdekaan Malaysia ke-53 kemarin berlangsung dengan penuh semangat. Ketika memberikan sambutan, Najib Tun Razak memilih tema nasionalisme. Najib menyerukan peningkatan kekuatan kedaulatan negara dan mengobarkan semangat patriotisme kepada seluruh rakyatnya. Dalam acara yang dihadiri lebih dari 10 ribu orang itu, Najib menyatakan pemerintah Malaysia siap menghadapi segala macam ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri. “Pemerintah sangat serius mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa. Dalam kerangka instrumen legal maupun berdasarkan kekuatan dari diri kita sendiri,” tegasnya yang disambut tepuk tangan ribuan hadirin. Hal itu tampaknya merujuk pada memanasnya hubungan bilateral RI-Malaysia yang belum menemui solusi. Peringatan Hari Nasional Malaysia yang dilangsungkan di Stadion Putra Bukit Jalil yang dihadiri para petinggi pemerintahan. PM Najib didampingi istrinya Datin Seri Rosmah Mansor, Wakil Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin dan istri Puan Sri Norainee Abdul Rahman, mantan Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad dan jajaran kabinet. Mereka mengenakan batik Malaysia yang dibuat khusus. Tak ketinggalan hadir Raja Malaysia, Yang Dipertuan Agung Tuanku Mizan Zainal Abidin dan Permaisuri Agong Tuanku Nur Zahirah. Najib meminta rakyat Malaysia menjaga persatuan dan kesatuan nasional sebagai tiang untuk stabilitas dan perdamaian bangsa guna menciptakan masa depan yang lebih cemerlang. “Daya juang bangsa ini harus terus kita pertahankan demi hari depan anak-anak kita,” seru Najib. Pada kesempatan itu, dia mengingatkan kepada seluruh elemen bangsanya bahwa Malaysia adalah tanah air tempat rakyatnya lahir, dibesarkan dan sebagai tempat tinggal untuk mendapatkan kebahagiaan hingga akhir hayat. Karena itu harus negara harus dibela dari berbagai ancaman yang berasal dari luar. Perayaan yang berlangsung sangat meriah itu juga mempertunjukkan parade angkatan bersenjata, termasuk dengan anggota unit anti-terorisme dan pasukan yang melakukan operasi penyelamatan sandera. Di Jakarta, Organisasi massa, Benteng Demokrasi Rakyat menyambut hari kemerdekaan Malaysia dengan menggelar demonstasi. Kali ini mereka melakukan aksi cap jempol darah di atas spanduk besar yang telah disiapkan di kantor Bendera di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Aktivis Bendera, Mustar Bona Ventura menyatakan, cap jempol darah ini menunjukkan kesiapan rakyat Indonesia untuk berkonfrontasi dengan Malaysia apabila dibutuhkan. “Kalau itu dibiarkan sama saja seperti berjudi, nanti akan lahir lagi cercaan baru siksaan baru ke warga kita,” katanya. Mustar mengatakan, upaya pemerintah menyelesaikan masalah dengan cara diplomasi tidak akan menghasilkan apapun. Kelembekan sikap pemerintah kata Mustar disinyalir terkait dengan kekuatan ekonomi Malaysia yang membuat pemerintah enggan bersikap tegas. Spanduk berisi cap jempol darah itu rencananya akan dikirimkan kepada Menteri Pertahanan sebagai simbol perlawanan sekaligus tanda kesiapan mereka untuk melawan Malaysia dengan fisik. (zul/iro)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: