Maman Imanulhaq: Terorisme Adalah Musuh Bersama

Maman Imanulhaq: Terorisme Adalah Musuh Bersama

MAJALENGKA-Kasus penangkapan terduga teroris asal Burujul Wetan Kecamatan Jatiwangi bukan hanya membuat kaget semua masyarakat, melainkan menuai kecaman dari berbagai elemen masyarakat. Salah satunya dari Anggota DPR RI KH Maman Imanulhaq, yang Mengungkapkan bahwa Majalengka saat ini sudah darurat teroris. Bahkan sejauh ini beberapa terduga teroris yang ditangkap berasal dari Majalengka. “Jadi semua harus intropeksi. Ada yang salah di Majalengka terkait pendidikan dan keagamaan. Apalagi kita ketahui Kecamatan Jatiwangi adalah salah satu wilayah yang telah melahirkan ulama yang sangat toleran dan penulis besar yang terkenal, yakni Ayip Rosidi dan Ayip Bakar,” jelasnya. Untuk mencegah agar gerakan terorisme tidak berkembang luas terutama di kalangan kaum muda, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengingatkan kaum muda tidak mudah terprovokasi ideologi yang menyesatkan. Aparat keamanan juga diminta tegas menanggapi aksi teror dan penyebaran paham radikal di masyarakat. “Teror seperti ini yang harus kita lawan dengan sungguh-sungguh. Perlawanan tidak hanya sekadar imbauan verbal atau slogan, tapi harus melibatkan berbagai kalangan dalam masyarakat karena terorisme adalah musuh kita bersama,” ujarnya. Selain itu, Ketua PC GP Ansor Ahmad Cece Ashfiyadi mengungkapkan prihatin dan kecewa atas terduga teroris yang berasal dari daerahnya. “Kami sangat terkejut dan kecewa untuk kesekian kalinya warga Majalengka ada yang terduga teroris,” ungkapnya didampingi Ketua Kaderisasi Aan Subarhan di kantor PCNU Majalengka. Pria yang juga Alumni PMII Situbondo ini mengaku heran ada apa dengan Majalengka, sehingga kota yang tenang menghasilkan beberapa tokoh yang terduga teroris. “Sebenarnya ada sistem yang salah atau memang ada kekurangsiagaan dari seluruh unsur  masyarakat di Majalengka ini,” imbuhnya. Cece menguraikan keheranannya dengan berbagai indikator kelemahan pemangku kebijakan di Majalengka, yang selama ini kurang maksimal melakukan pendampingan dan pembinaan kehidupan beragama di Majalengka. “Mungkin ini harus jadi intropeksi kita bersama khususnya Pemkab Majalengka, yang menurut kami kurang maksimal membina kehidupan beragama warganya. Bisa kita lihat selama ini bantuan keagamaan untuk lembaga-lembaga pendidikan agama dan organisasi keagamaan masih minim. Bahkan untuk organisasi keagamaan sudah beberapa tahun ini tidak ada,” pungkasnya. Dia juga mengatakan peristiwa ini bisa dijadikan cermin, kalau ternyata gerakan radikal di Majalengka masih tumbuh subur sehingga perlu ketegasan dari pemkab Majalengka maupun aparat keamanan. “Ini bukti nyata kalau majalengka menjadi lahan subur bagi kaum radikal, karena itu pemkab dan aparat harus berani membubarkan. Apalagi pasti pemkab dan aparat sudah punya datanya,” ujar staf ahli anggota DPRD Jawa Barat ini. Dirinya juga mengajak masyarakat Majalengka khususnya pemkab dan aparat, untuk waspada dan pintar memilih pola pendidikan keagamaan dan organisasi keagamaan yang harus menjadi mitranya. (bae)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: