Mulai Hujan, Petani Cabai Indramayu Cemas
INDRAMAYU–Petani cabai di Desa Gantar, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu lagi senang sekaligus cemas. Senang lantaran saat ini mulai memasuki musim panen raya cabai. Hasil panen serta harganyapun terbilang bagus. Tapi mereka cemas. Gara-garanya, musim panen cabai kali ini dibarengi dengan datangnya musim penghujan. Mereka khawatir jika intensitas hujan makin tinggi, proses pemetikan menjadi terhambat dan cabai hasil panen gampang membusuk. Seperti kejadian pada Minggu (24/9). Lagi asyik-asyiknya memanen cabai, petani terpaksa menghentikan proses pemetikan lantaran hujan mengguyur cukup deras. “Kalau diguyur hujannya tidak terus-terusan bisa bagus, cabainya malah segar. Tapi kalau keseringan, gampang busuk. Yang metik cabai juga enggan,” kata Abi petani Cabai. Saat ini, sebut dia, harga cabai merah varietas alas lumayan bagus sekitar Rp7000 per kilogram di tingkat petani. Untuk pemasaran, petani tinggal tunggu di lahan karena para pengepul datang sendiri. Sementara itu, Kuwu Gantar, Manan membenarkan jika saat ini sedang memasuki musim panen cabai. Jumlahnya sekitar 100 hektare. Selain memenuhi kebutuhan lokal, mayoritas produksi cabai dari desanya untuk memasok pasok induk sayuran di luar Kabupaten Indramayu. Seperti wilayah Bandung, DKI Jakarta, Tangerang dan Bogor. “Hasil panen cabai petani Desa Gantar mampu menembus Pasar Induk Kramat Jati dan Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang,” ungkap kuwu yang memiliki latar belakang sebagai pedagang di Pasar Induk Kramat Jati ini. Melihat potensi itu, pihaknya bertekad menjadikan daerahnya sebagai sentra produksi cabai di Kabupaten Indramayu. Hal ini menyusul konsistennya upaya pengembangan dan perluasan lahan penanaman produk agribisnis tersebut. Pasalnya, selain pertanian padi, tanaman agribisnis terbukti menjadi potensi kedua yang bisa menambah pendapatan bagi para petani di desanya. “Salah satunya kita akan terus mengembangkan produksi cabai alas yang hasilnya cukup menggembirakan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani,\" kata suami Ny Bonah ini. Potensi ini didukung pula oleh karakteristik para petani Desa Gantar yang dikenal ulet, pekerja keras dan cerdas. Tuntas musim panen padi Musim Tanam (MT) Gadu, mereka tidak malah menganggur. Sembari menunggu waktu MT Rendeng berikutnya, mereka ramai-ramai mengkonversi lahan persawahan menjadi lahan pertanian tanaman cabai dengan mengandalkan sumber air dari sumur pantek. (kho)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: