Untuk Irigasi, Debit Air Waduk Darma Terus Surut

Untuk Irigasi, Debit Air Waduk Darma Terus Surut

KUNINGAN – Pada pertengahan Agustus 2017, akibat musim kemarau volume air Waduk Darma Kuningan sudah berkurang lebih dari 3 juta meter kubik. Normalnya debit air mencapai 34,9 juta meter kubik, surut menjadi 31,5 juta meter kubik. Sampai pekan ketiga September 2017, air yang surut diperkirakan mencapai 6 juta meter kubik. Petugas operasi dan pemeliharaan (OP) Waduk Darma Ahmad mengungkapkan, penyusutan debit air Waduk Darma mulai terjadi sejak Juli lalu tepatnya ketika pintu saluran irigasi mulai dibuka untuk pengairan wilayah timur Kuningan dan sebagian wilayah selatan Kabupaten Cirebon pada tanggal 16 Juli lalu. Dibukanya saluran irigasi itu karena ada permintaan pasokan air untuk areal pertanian di wilayah timur Kuningan. Rata-rata debit air yang dialirkan ke saluran irigasi tersebut sekitar 1,5 meter kubik per detik sehingga jika ditotal pengeluaran air selama satu hari penuh mencapai 130.000 meter kubik. Penyusutan debit air Waduk Darma juga terlihat dari garis air permukaan yang membekas pada dinding waduk yang semakin turun setiap harinya. \"Fungsi utama Waduk Darma adalah sebagai penyimpan cadangan air yang baru akan difungsikan pada musim kemarau seperti sekarang untuk mengairi areal pertanian yang kering di wilayah timur Kuningan hingga Cirebon. Mengenai dampaknya pada keindahan wisata Waduk Darma, harap dimaklum demi kepentingan bersama,\" ungkap Ahmad. Namun untuk antisipasi kekeringan total, kata Ahmad, telah ada ketetapan batas terendah atau dead storage debit air Waduk Darma hingga 7,5 juta meter kubik. Pada saat debit air telah mencapai angka tersebut, maka penyaluran air untuk irigasi atau apa pun harus dihentikan untuk menjaga ketersediaan air di waduk. Ahmad memprediksi, dibukanya pintu air untuk irigasi tersebut akan berlangsung hingga pertengahan bulan Oktober. Hal ini karena perhitungan musim pada bulan Oktober yang diperkirakan akan memasuki musim penghujan. \"Saat sudah memasuki musim hujan, maka pintu air kembali ditutup. Karena pengairan areal persawahan sudah bisa teratasi dari hujan, sehingga biarkan curah hujan mengembalikan volume Waduk Darma kembali normal seperti semula,\" ujarnya. Keberadaan Waduk Darma yang tidak mempunyai mata air dan hanya mengandalkan pasokan air dari Sungai Cilutung, kata Ahmad, membuat penyusutan air waduk tidak dapat dicegah. Meski hingga saat ini pasokan air dari sungai tersebut masih mengalir, namun kapasitasnya mulai berkurang sedangkan pengeluaran untuk irigasi dan rembesan yang lebih besar praktis menyebabkan volume air Waduk Darma terus menyusut. \"Apalagi jika musim kemarau berlangsung lebih panjang, biasanya Sungai Cilutung pun akan kering sehingga tidak ada pasokan air ke Waduk Darma. Akibatnya volume air terus menyusut, dan seperti pengalaman kemarau tahun-tahun sebelumnya yang menyebabkan bermunculan daratan seperti pulau di tengah waduk,\" ujar Ahmad. (fik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: