Tiga Merek Kecap Majalengka Diproduksi sejak 1940, Cita Rasa Masih Terjaga

Tiga Merek Kecap Majalengka Diproduksi sejak 1940, Cita Rasa Masih Terjaga

Kecap merupakan salah satu produk unggulan yang melegenda di Majalengka, karena sudah puluhan tahun diproduksi secara tradisional. Kecap Majalengka memiliki citra rasa yang khas dan banyak diminati masyarakat. Budhi Haryanto, Majalengka MASYARAKAT Majalengka sudah tidak asing dengan tiga merek kecap Majalengka, yakni kecap Maja Menjangan (MM) kecap Segi Tiga, dan kecap Tiga Matahari atau kecap Tjun Teng. Ketiganya merupakan produk asli Majalengka yang diproduksi turun menurun. Kecap MM merupakan produk kecap tertua di Majalengka yang diproduksi sejak tahun 1940 sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia. Kecap MM diproduksi warga Majalengka bernama H Saad Wangsadidjaja, di jalan Suha Majalengka. Dari tangan Saad kecap Maja Menjangan hingga kini masih bertahan dan sangat disukai. Sedangkan kecap Segi Tiga yang mulai diproduksi tahun 1959 di Jalan Raya Tonjong Majalengka dan diprakarsai tiga orang sehingga dinamai kecap Segi Tiga. Mereka adalah H Lukman, Endek, dan Aman. Sementara kecap merek Tiga Matahari atau Tjun Teng termasuk produksi tertua, yang didirikan warga keturunan Tionghoa. Ketiga merek kecap tersebut memiliki keistimewaan, selain memiliki cita rasa yang tinggi juga tahan lama sampai 2 tahun meski tanpa bahan pengawet. Ternyata resep agar kecap tersebut mampu bertahan hingga 2 tahun, karena saat pengolahan mencampurkan garam dalam jumlah banyak. Sehingga membantu pada proses fermentasi dan kecap mampu bertahan lama. Setiap digelar pameran, produk kecap Majalengka ini selalu ditampilkan. Bahkan bupati Sutrisno dalam setiap kegiatan pameran selalu menyampaikan, bahwa Majalengka selain dikenal kabupaten 1000 curug dan penghasil mangga gedong gincu, juga memiliki produk unggulan berupa kecap yang sudah terkenal ke berbagai kota di Jawa Barat bahkan hingga ke Jawa Tengah. Bupati berharap kecap Majalengka bisa dijadikan oleh-oleh masyarakat dari kota besar yang datang ke Majalengka. “Apalagi setelah nanti Bandara Internasional Jawa Barat di Kecamatan Kertajati beroperasi, produksi asli Kota Majalengka ini bisa menarik perhatian para wisatawan,” ujarnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: