Keren, Polres Kuningan Pantau Kebakaran Hutan Lewat Satelit

Keren, Polres Kuningan Pantau Kebakaran Hutan Lewat Satelit

KUNINGAN - Guna mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Kuningan, Polres Kuningan kini dilengkapi ruang command center yang berfungsi untuk memantau keberadaan titik panas atau hotspot lewat satelit. Kabag Ops Polres Kuningan Kompol Erawan Kusmayadi mengatakan, sistem monitoring Karhutla tersebut baru beroperasi sekitar sepekan terakhir merupakan program Mabes Polri yang bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan). Dengan menggunakan alat dan aplikasi yang terkoneksi dengan internet, kata Erawan, pihaknya bisa melakukan pemantauan setiap lokasi yang sedang terjadi kebakaran hutan dan lahan baik di wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat bahkan seluruh Indonesia. \"Namun kami fokus melakukan pemantauan untuk wilayah Kuningan, terutama kawasan Gunung Ciremai dan lahan hutan milik perhutani maupun kawasan pertanian milik masyarakat. Setiap terjadi kebakaran lahan, maka otomatis akan terdeteksi dari sini yang kemudian akan kami tindaklanjuti untuk melakukan koordinasi dengan instansi samping sekaligus pengerahan anggota untuk turun ke lapangan melakukan pemadaman,\" kata Erawan. Di ruangan command center tersebut, kata Erawan, ditempatkan enam orang petugas yang selalu siaga 24 jam secara bergantian. Para anggota tersebut, kata dia, telah mendapat pelatihan dan pengetahuan yang cukup untuk mengoperasikan alat tersebut. Dikatakan Erawan, aplikasi pemantauan titik api atau hotspot tersebut juga bisa didapat masyarakat dengan mengunduh aplikasi Lapan Fire Hotspot. Namun aplikasi tersebut, kata Kabag Ops, hanya bisa dilakukan oleh handphone pintar merk Samsung saja. \"Biasanya dibutuhkan oleh para relawan yang ingin membantu memadamkan, dengan panduan handphone pintar mereka bisa menjangkau titik api dengan mudah,\" kata Erawan. Sekalipun saat ini sudah memasuki musim hujan, Erawan mengatakan, keberadaan monitoring karhutla masih tetap berjalan. Menurut dia, keberadaan alat tersebut masih dibutuhkan untuk memantau titik api tidak hanya di wilayah Kuningan, namun juga daerah lain yang ternyata saat ini masih terjadi kebakaran hutan dan lahan. (fik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: