Distankan Majalengka Deteksi Hama Kedai Rumput

Distankan Majalengka Deteksi Hama Kedai Rumput

MAJALENGKA - Beberapa kasus serangan hama yang terjadi di Majalengka menyebabkan penurunan hasil panen MT kedua lalu, diketahui Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Majalengka. Kepala Distankan Ir H Wawan Suwandi AP mensinyalir hama yang menyerang tersebut sejenis hama wereng. Berdasarkan hasil rakor belum lama ini, hama tersebut diketahui bernama hama kedai rumput. Masih sejenis hama wereng namun dampaknya paling parah dari hama biasa. “Kabupaten Majalengka memang rawan OPT. Sekarang yang terbaru diketahui hama kedai rumput yang sangat sulit diatasi. Hama ini sejenis wereng namun sangat merusak tanaman padi. Jika terserang, tanaman tidak tumbuh maksimal hingga menyebabkan mati atau gagal panen,” ujarnya. Pihaknya mengaku masih kesulitan mengatasi serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) tersebut. Hama ini harus segera diatasi dan dimusnahkan, salah satu solusinya hanya dengan pengolahan lahan sawah secara serius. Petani dituntut membalikkan tanah bagian atas sebelum masa persemaian. Jika tanah tidak diolah dengan baik, maka kandungan tanah bagian atas masih menyimpan virus yang tidak mudah dimatikan. “Biasanya saat MT kedua petani tidak memperhatikan kondisi tanah pasca MT pertama. Setelah panen kemudian hanya digelebeg saja bagian tanah atasnya lalu tandur. Sehingga hama tersebut kembali ada dan menyerang tanaman padi milik petani. Maka solusinya harus benar-benar memperhatikan pengolahan lahan terutama membalikan tanah sebelum ditandur,” imbaunya. Pihaknya akan terus berupaya memberikan penyuluhan kepada para petani, untuk mencegah dan meminimalisasi serangan OPT yang memengaruhi hasil panen. Apalagi sejak MT I lalu banyak serangan hama terutama hama kedai rumput. Pihaknya juga telah mengusulkan bantuan obat pemberantas hama yang masih satu jenis dengan wereng ini, ke Dinas Pertanian Jawa Barat dan Kementerian Pertanian. Perubahan cuaca cepat serta lambatnya petani melangsungkan proses tanam padi juga mempengaruhi kemungkinan munculnya hama. Sementara salah seorang petani, Atna (42) mengaku tidak mengetahui jika hama tersebut tergolong jenis baru. Petani asal Desa Cidenok Kecamatan Sumberjaya ini hanya mengetahui hama tersebut adalah wereng, namun serangannya sangat mematikan terhadap padi. “Jenisnya sih hampir mirip kayak wereng yang hinggap di tangkal dan dedaunan. Tetapi serangannya sangat parah sampai bisa membuat pertumbuhan padi terhambat dan mati. Berbeda sama hama wereng tinggal disemprot sudah hilang. Sekarang sangat sulit dimusnahkan,” paparnya. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: