Kertasari Pertahankan Tradisi Bubur Syura untuk Tolak Bala

Kertasari Pertahankan Tradisi Bubur Syura untuk Tolak Bala

MAJALENGKA–Masyarakat Desa Kertasari Kecamatan Ligung menggelar ritual tolak bala dengan membuat bubur syura. Sejumlah warga mempercayai sebagai salah satu keberkahan, sehingga kegiatan tersebut tetap berjalan setiap tahun. “Bulan syura atau tahun baru muharam dipercayai bulan keberkahan. Ini (bubur) setiap tahun selalu dibuat masyarakat yang masih mempercayainya,” kata Kepala Desa Kertasari, Edi Mulyana. Bahkan pembuatan bubur syura dipusatkan di halaman masjid Jami Al-Barokah. Masyarakat khususnya kaum ibu datang secara sukarela membawa bahan-bahan pokok yang akan dijadikan menu bubur, seperti beras, labu, kacang tanah, biji asem, jagung, jeruk bali, daun Salam, dan lainnya. Setelah makanan jadi, panitia akan membagikan bubur tersebut kepada masyarakat yang masih memegang teguh dan melestarikan adat desa yang diwariskan leluhur sejak dulu. “Kami dukung sepanjang adat ini tidak bertentangan dengan norma masyarakat dan pemerintahan apalagi agama. Berbagi dengan warga tentu kegiatan positif. Selain bubur syura, kami masih punya banyak kegiatan adat desa seperti munjung, Mapag Sri, dan Guar Bumi,” imbuhnya. Edi menjelaskan, pada zaman salah satu Nabi sempat terjadi kekurangan bahan pokok makanan. Sementara umat pada waktu itu sangat banyak. Dikhawatirkan tidak kebagian, maka bahan-bahan makanan seperti beras, kacang tanah, kacang hijau, labu, jagung dan yang lainnya dimasak menjadi satu wajan. Pada waktu itu terjadi di bulan Syura atau awal tahun Muharam. Sehingga sampai sekarang dinamai bubur syura. Masyarakat berharap cara memberikan bahan-bahan untuk dijadikan bubur serta yang memakannya akan mendapat berkah dan bisa menolak bala. Sehingga setiap tahun masyarakat sangat antusias membuat bubur syura. Mereka berharap keberkahan dan dijauhkan dari segala macam bahaya. Dalam pembuatan bubur syura tidak hanya kaum ibu yang terlibat, tetapi tidak sedikit laki-laki yang membantu. Ketua panitia tradisi tersebut, Ropikoh bersyukur masyarakat masih melaksanakan kegiatan yang sudah turun temurun berjalan setiap tahun. Apalagi kegiatan tersebut berjalan tertib, dan semua masyarakat serta jamaah masjid usai melaksanakan salat jumat itu kebagian masakan yang telah dibuat jajaran panitia. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: