Kesenian Daerah Sepi Penonton, Akbar: Perlu Perda Kebudayaan

Kesenian Daerah Sepi Penonton, Akbar: Perlu Perda Kebudayaan

CIREBON - Kesenian daerah asal Cirebon belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jumlah penonton dan penikmat kesenian daerah khususnya seni pertunjukan semakin berkurang. Ketua Dewan Kesenian Cirebon Kota (DK-Ciko), Akbarudin Sucipto menilai hal ini lantaran Cirebon saat ini mengalami krisis maestro. \"Bagi kesenian Cirebon khususnya, saya melihat harus kerja keras karena sekarang ini kita sudah krisis maestro,\" ucap Akbar, belum lama ini. Salah satu contohnya, kata Akbar, pagelaran seni budaya Cirebon hanya ditonton oleh kalangan terbatas. Bahkan cenderung sangat minim. Festival Seni Budaya Cirebon yang dihelat Pemkot cirebon yang digelar di Lapangan Parkir Bima selama tiga hari, kurang mendapat apresiasi dalam hal jumlah penonton. Menurut Akbar, Cirebon sekarang harus kerja keras sekuat tenaga agar menggunakan beragam strategi dan cara untuk melestarikan semua apa yang telah diwariskan leluhur dulu. Termasuk dalam regenerasi seniman. \"Kita kaya dengan seni dan tradisi. Seiring dengan waktu, memang yang jadi kebutuhan ada tidak proses kaderisasi di sana,\" ujarnya. Diungkapkan dia, banyak para ahli atau maestro dalam bidang keseniannya masing-masing baik tari, musik, sastra, seni rupa, yang sudah meninggal. Sehingga Cirebon perlu dalam waktu cepat merevitalisasi hal ini serta melakukan regenearsi. Tak hanya itu perlu juga pendokumentasian semua karya yang sudah dibuat oleh maestro Cirebon. \"Jadi sudah bukan main-main lagi sekarang kalau bicara melestarikan seni dan tradisi budaya,\" tandasnya. Akbar berpendapat, ketertarikan penonton untuk melihat seni tradisi akan dikembalikan lagi kepada para pelaku seni. Selain juga campur tangan pemerintah untuk mendekatkan seni daerah ini kepada masyarakat. \"Artinya seni tradisi Cirebon itu harus berani masuk kampung. Apalagi kita wilayah kota, dimana modernitas itu mengepung Cirebon, ketertarikan penonton saya melihat kita harus meninjau kembali tempat-tempat yang menjadi pilihan pertunjukan itu ditampilkan,\" bebernya. Maka dari itu, Dewan Kesenian Cirebon Kota berupaya mendorong agar ke depan lahir perda kebudayaan atau perwali tentang kesenian. Karena hal ini ke depan akan mengatur bagaimana sinergitas melakukan proses pergerakan dilakukan semua elemen masyarakat. Sehingga tidak ada lagi pihak yang lepas tangan. \"Pengembangan ini harus ikut andil, eksekutif legislatif dan yudikatif. Payung hukum, masa lalu yang kuat soal seni dan tradisi. Semua produk seni menjadi tuntunan bukan tontonan,\" kata Akbar. Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan Pariwisata (DKPOKP) Kota Cirebon, Dana Kartiman menyebutkan kesenian dan kebudayaan menjadi aset pemerintah untuk mengembangkan pariwisata. Sebab seni dan budaya ini bisa menjadi potensi daya tarik untuk wisatawan. Dikatakan dia, nasib kesenian daerah, memang perlu diselamatkan. Ini menjadi upaya bersama pemerintah dan masyarakat. \"Para pelaku seni juga perlu kreatifitas dan jangan terjebak kepada mitos. Sehingga bisa menarik lagi masyarakat untuk menikmati kesenian daerah,\" jelasnya. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: