Pemkot Rancang MoU Baru GW, BG Usulkan Diambil Alih BPR Bank Cirebon

Pemkot Rancang MoU Baru GW, BG Usulkan Diambil Alih BPR Bank Cirebon

CIREBON - Keinginan Manajemen PT Charuban Reksa Buana yang mengajukan addendum penurunan nilai target Gedung Wanita (GW) di bawah Rp 100 juta, dinilai seperti menelan ludah sendiri. Anggota Komisi II DPRD Kota Cirebon, Budi Gunawan heran dengan pernyataan ini. Pasalnya, di awal investor sudah menyepakati kerjasama dan belum memenuhinya kemudian sudah meminta penurunan nilai target PAD. \"Mereka kan belum memenuhi kerjasama, di sana sampai sekarang belum ada hotel dan food court, sekarang sudah meminta addendum?,\" ulas Budi, Jumat (20/10). Politisi PKPI itu pesimistis hotel tersebut bisa dibangun oleh investor. Selain masalah pendanaan, investor akan kesulitan mencari lokasi pembangunan hotel. Karena lahan Gedung Wanita juga terbatas. Budi juga tak setuju bila pemkot mengubah addendum sesuai dengan pengajuan investor Gedung Wanita. Dia kembali menyarankan agar PT Charuban Reksa Buana menawarkan take over ke Bank BPR Cirebon. \"Kalau mau bangun hotel kan itu butuh waktu dua tahunan juga, sekarang mendingan take over saja oleh BPR Bank Cirebon itu yang lebih memungkinkan,\" tandas Budi. Di lain sisi, Kepala Badan Keuangan Daerah Kota Cirebon, H Sukirman SE MM mengaku sudah membahas addendum yang diajukan oleh manajemen PT Charuban Reksa Buana. Pemerintah kota rencananya akan melakukan evaluasi terhadap memorandum of understanding (MoU) yang sudah dibuat kedua belah pihak. Kemudian ke depan akan ada MoU baru setelah tahun anggaran perubahan selesai. Dikatakan Maman, dalam MoU kerjasama bangun serah guna tersebut memang pihak ketiga harus membangun hotel dan area food court. Namun dalam MoU terdahulu tidak dijelaskan secara detail kapan tenggat waktu yang diberikan untuk menyelesaikan fasilitas dan sarana tersebut. \"Kita evaluasi kerjasama-nya ini biar lebih rinci. Misalnya hotel itu harus dibangun tahun 2018 dan lain-lain ada tenggat waktunya. Nah kalau tidak sanggup nanti kita bisa diskualifikasi atau batal dan putus kontrak,\" katanya. Terkait dengan permintaan addendum penurunan nilai target, Maman belum bersedia menanggapi karena masih dalam pembahasan. \"Ya kita jalani saja yang penting kan tidak merugikan, pemkot sebenarnya kan sudah untung Gedung Wanita bisa direhab,\" katanya. Maman menyebut, target PAD yang dibebankan kepada investor sendiri akan disesuaikan dengan kondisi pemasukan di lapangan. Kondisi penyewaan gedung wanita sendiri memang tak sesuai ekspektasi. Gedung yang berada di tengah kota itu, nyaris sedikit sekali penyewa. \"Ini juga sudah dirapatkan, jadi kita jalani saja sesuai pemasukan di lapangan, tapi ini belum final,\" ucap Maman lagi. Sampai sekarang, kata Maman, pemkot sendiri belum mendapatkan PAD dari Gedung Wanita. Tetapi hal itu tidak merugikan pemkot. Hanya saja yang namanya kerja sama memang harus ada timbal balik. Termasuk soal pemasukan target PAD. \"Sekarang kan pihak swasta yang nyewa ke pemkot itu meminta permohonan keringan,\" jelasnya. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: