Harga Tinggi, Petani Pilih Tidak Jual Gabah

Harga Tinggi, Petani Pilih Tidak Jual Gabah

INDRAMAYU– Sebagian petani di wilayah Kecamatan Anjatan memilih menyimpan gabah hasil panen gadu tahun ini. Mereka tak tergiur untuk buru-buru menjual gabahnya meski saat ini harganya terbilang tinggi, yakni di kisaran Rp550-600 ribu per kuintal. “Tunggu sampai harganya melonjak tajam. Sekarang simpan saja dulu,” ucap Dudung, petani asal Desa Anjatan Utara. Dia yakin, harga jual gabah bakal meroket antara dua sampai tiga bulan ke depan. Hal ini disebabkan berbagai faktor. Yakni karena produksinya menurun akibat mulai tuntasnya musim panen raya, serta terjadinya gagal panen di hampir semua daerah akibat serangan hama wereng dan penyakit klowor. Nantinya, kenaikan harga gabah didorong karena musim paceklik. Karena itu, bapak empat orang anak tersebut berencana akan menjual gabah simpanannya saat harga menembus Rp700 ribu per kuintal. Meski diakuinya menyimpan gabah bukan tanpa risiko, dia tetap ngotot menyimpannya. Selain membutuhkan tenaga dan biaya untuk mengolah hasil panen, juga dibutuhkan perawatan yang teliti. Termasuk harus menyediakan tempat penyimpanan yang aman. Belum lagi terdorong kebutuhan yang mendesak. Seperti biaya sekolah anak, melunasi utang, bayar kredit motor, sampai penyediaan modal untuk musim tanam berikutnya. “Solusinya tidak semua gabah disimpan. Seperempat atau sebagiannya dijual untuk kebutuhan,” kata dia. Senada juga dilontarkan Pano (47), petani lainnya. Menyimpan gabah merupakan pilihan yang sulit bagi petani yang memerlukan dana cepat. Tapi jika tidak dilakukan, justru akan kecewa ketika harga gabah benar-benar naik tajam. “Dari pengalaman yang sudah-sudah, harga gabah saat musim paceklik selalu naik tajam. Kita upayakan untuk simpan gabah agar untungnya lebih banyak,” tuturnya. Pano menilai wajar jika harga gabah bakal naik signifikan. Sebab, umumnya biaya produksi yang ditanggung petani saat musim kemarau lebih tinggi. Sehingga keuntungan yang dinikmati sangat kecil, apalagi petani buruh dan yang tidak memiliki lahan sendiri, atau menyewa. Namun demikian, dia berkeyakinan, sebagian besar petani di wilayahnya sudah tidak memiliki stok gabah simpanan. Kalaupun ada hanya para petani yang sudah mapan, terutama pemilik lahan. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: