Panglima TNI Sebut Waspada Ancaman Senjata Biologis Masal

Panglima TNI Sebut Waspada Ancaman Senjata Biologis Masal

JAKARTA-Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo berbicara tentang ketahanan kesehatan global saat pembukaan International Conference Table Top Exercise for Global Health Security 2017, di Istana Negara Jakarta, Selasa (24/10). Konferensi tersebut merupakan implementasi dari Regulasi Kesehatan Internasional 2005. Pemerintah Indonesia sendiri merupakan ketua organisasi International Committee of Military Medicine (ICMM) yang disokong oleh Badan Kesehatan Emergensi Dunia atau WHO. Kali ini, WHO memercayakan kepada TNI menjadi penyelenggara forum internasional yang beranggotan 114 negara tersebut. Dalam sambutannya, Gatot menyampaikan bahwa pada KTT G20 Juli 2017 yang lalu di Jerman, isu health security merupakan salah satu isu hangat dibicarakan dan mendapat prioritas pembahasan. Dari KTT itu Presiden Joko Widodo telah memberikan petunjuk kepada TNI dan Kementerian Kesehatan untuk memberikan sumbangsih kepada negara dan dunia internasional dalam bidang ketahanan dan kesehatan global. Pada pertemuan kali ini, pertama kalinya WHO memadukan kegiatan militer dan sipil guna membicarakan upaya perwujudan ketahanan kesehatan global dalam rangka kerja sama antarnegara. \"Ketahanan kesehatan global merupakan suatu kondisi adanya kesiapan kewaspadaan dan ketahanan terhadap kejadian luar biasa akibat emerging desease,\" ucap Gatot. Menurutnya, respons cepat sangat dibutuhkan seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi, dan transportasi mengakibatkan percepatan perpindahan barang jasa dan manusia. Ancaman penyakit dari suatu negara bisa menjadi ancaman global dalam hitungan menit. \"Masih segar dalam ingatan kita kejadian kasus mers dan flu burung yang menjadi ancaman global beberapa saat yang lalu. Di sisi lain dari preventif militer kita patut mewaspadai adanya ancaman senjata biologis masal yang diciptakan untuk melumpuhkan negara lain dan berpotensi menciptakan epidemi,\" kata lulusan Akademi Militer 1982 itu. Apalagi, posisi geografi Indonesia tepat berada di persimpangan lalu lintas dunia. Hal tersebut menyebabkan ancaman wabah penyakit tropis dan penyakt infeksi sangat tinggi. Dalam kaitan itulah TNI melalui peran dalam operasi militer selain perang selalu siap digerakkan apabila terjadi musibah massal yang datang tiba-tiba dan tidak mudah diprediksi, seperti bencana alam maupun bencana buatan. Setelah dibuka oleh Jokowi di Istana Negara, konferensi internasional ini akan berlanjut di Hotel Borobudur, Jakarta. Sedikitnya sudah hadir sekitar 100 delegasi dari 50 negara di dunia. Dalam kegiatannya, peserta akan berlatih untuk mengatasi terjadinya wabah suatu penyakit di suatu daerah yang cepat menyebar yang pada awalnya menyerang dan akhirnya menyerang manusia. (fat/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: