Masih Dikelola Swadaya, Pemerintah Diminta Perhatikan Pendidikan Usia Dini

Masih Dikelola Swadaya, Pemerintah Diminta Perhatikan Pendidikan Usia Dini

CIREBON - Pemerintah daerah masih belum maksimal dalam memperhatikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Akademisi IAIN SNJ Cirebon, Dr Saefuddin berpendapat, usia emas dalam mendidik anak itu berada antara umur 1-5 tahun. Sudah seharusnya saat ini semua mata tertuju untuk mengembangkan PAUD. “Sejauh ini sudah mulai ada perhatian dari pemerintah. Hanya saja saya lihat masih kurang,\" ujar Saefuddin, akhir pekan kemarin. Dikatakan dia, hal itu bisa dilihat dari status lembaga-lembaga PAUD yang berdiri di tengah masyarakat, masih dikelola oleh masyarakat secara swadaya. Bahkan kondisinya tempatnya ada yang hanya menggunakan mushola atau tempat-tempat seadanya. Begitu juga dengan tenaga pendidiknya. Seharusnya hal ini harus diperhatikan lebih jauh. Sehingga ketika masuk sekolah dasar, anak sudah siap baik secara mental maupun kemampuan akademik. \"Bagaimanapun PAUD itu sangat penting, karena disana anak-anak didik di usia emasnya,\" ujar pria yang juga ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini tersebut. Lembaga-lembaga PAUD sendiri diharapkan bisa lebih baik untuk menyiapkan generasi emas bangsa. Baik dari segi kurikulum, saran dan prasarana maupun tenaga pendidik. Masih banyak tenaga pendidik di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini yang kesejahteraan belum layak. \"Kebanyakan PAUD itu kan tumbuh oleh masyarakat, masih sangat kecil lembaga PAUD atau TK yang dikelola oleh pemerintah, tidak seperti pendidikan di tingkat SD sampai SMA, yang sudah banyak dikelola pemerintah,\" bebernya. Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Eddy Setyo mengakui, saat ini pendidikan anak usia dini memang banyak dikelola oleh masyarakat. Sistem kelembagaan PAUD sendiri memang tidak seprofesional bila dibandingkan dengan lembaga pendidikan di atasnya. Hanya saja ada beberapa PAUD yang dikelola swasta, yang sudah cukup bagus. \"Memang pemerintah belum mengelola PAUD secara langsung,\" katanya. Hal inilah yang membuat pendidikan anak usia dini kerap dianggap sebelah mata. Menurut Eddy, PAUD sendiri itu ada beberapa jenis seperti taman kanak-kanak dan juga kelompok belajar (kober) ditambah raudhatul atfhal yang berada dalam binaan kemenag. \"Jadi layanan PAUD itu banyak, ada TK, ada Satuan Paud Sejenis (SPS), ada Kober, ada RA dan TPA,\" ujarnya. Semuanya punya segmentasi sendiri-sendiri. TK itu segmennya untuk umur 4-6 taun. Kober itu antara 2-4 tahun. Sementara Satuan PAUD Sejenis (SPS) antara umur 0-6 tahun, yang sifatnya pengasuhan anak. \"Kalau itu sasarannya anak-anak bermain sambil belajar,\" katanya. Eddy menyebutkan dari ratusan PAUD yang ada di Kota Cirebon hanya ada 30 yang sudah terakrediatsi. Diakuinya, untuk tingkat kesejahteraan tenaga pengajar harus lebih profesional dengan tingkat pendidikan yang dimiliki. Pemerintah juga masih belum memberikan kesejahteraan yang layak bagi mereka. \"Kalau kita paling memberikan subsisidi dalam bentu insentif bantuan untuk operasional. Baru sebatas Rp350 ribu kita bantu ke depan mudah-mudahan bisa lebih meningkat,\" jelasnya. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: