Setelah Demo Perawat, Walikota Panggil Direktur untuk Klarifikasi

Setelah Demo Perawat, Walikota Panggil Direktur untuk Klarifikasi

CIREBON - Demo perawat Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati, dibenarkan Walikota Cirebon, Drs Nasrudin Azis SH.  Bahkan dari laporan yang diterimanya, aksi unjuk rasa itu disebabkan karena adanya gesekan antara perawat dengan salah satu oknum di rumah sakit. “Saya kira demo perawat itu karena miss komunikasi,” ujar Azis, kepada Radar, Rabu (8/11). Apa yang disampaikan walikota, bertolak belakang dengan statemen Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pendidikan, dr Said Fahmi. Dalam press conference yang dilaksanakan di RSD Gunung Jati, Said menyebut aksi unjuk rasa itu tidak ada dan hanya kabar hoax. Atas kejadian tersebut, walikota sampai harus turun tangan. Bahkan dia mengaku sempat memanggil langsung Direktur RSD Gunung Jati, dr Bunadi. Dalam pertemuan itu,  diberikan penjelasan bahwa persoalan itu dipicu omongan salah seorang oknum rumah sakit kepada perawat. Ternyata hal itu membuat perawat tersinggung dan menjadi gerakan besar. “Tidak ada maksud hati melecehkan perawat atau menyebut sebagai pembantu. Itu hanya berawal dari omongan kecil yang akhirnya membesar,” katanya. Walikota juga menyampaikan, pemicu persoalan tentang besaran jasa pelayanan (JP). Baginya, besaran JP sudah ada perhitungannya baik untuk dokter, perawat bahkan sampai cleaning service. Kalaupun perawat ingin besaran JP ada penyesuaian, dia menyarankan untuk dikomunikasikan. Dirinya juga berpesan kepada para dokter untuk tidak meremehkan para perawat. Tidak akan akan berhasil dokter spesialis dalam bekerja tanpa peran perawat. “Silahkan dibicarakan baik-baik apabila ada persoalan,” harap walikota. Sementara itu, sejumlah perawat justru menyayangkan respons manajemen rumah sakit atas pemberitaan dan aksi unjuk rasa. Bukannya menindaklanjuti persoalan dan memberikan penjelasan yang sesungguhnya, justru menutup-nutupi adanya aksi tersebut. Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan, dr Eddy Sugiarto MKes berharap direktur memiliki keberanian untuk bersikap terbuka memberikan penjelasan ke media saat dikonfirmasi. Termasuk pada persoalan seperti ini. “Direktur harus berani menyelesiakan persoalan ini sampai tuntas, jangan sampai dibiarkan begitu saja,” singgungnya. Eddy khawatir, masalah internal seperti ini nantinya merembet ke hal lain. Termasuk pelayanan RSD Gunung Jati kepada pasien. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: