BPPD Siaga Bencana Alam, Imbau Warga di Sempadan Sungai Mengungsi

BPPD Siaga Bencana Alam, Imbau Warga di Sempadan Sungai Mengungsi

  CIREBON - Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) mengklaim pihaknya sudah siaga jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam di daerah. Pihaknya pun sudah siap menerjunkan personel piket dan para relawan ke lokasi-lokasi bencana. Kepala BPPD Kabupaten Cirebon, E Kusaeri SSos MSi mengimbau warga yang berada di sempadan sungai untuk segera mengungsi bila hujan deras mengguyur. \"Warga harus waspada dan berhati-hati,\" ungkap Kusaeri kepada Radar, Minggu (12/11). Pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jatiwangi-Majalengka untuk mengetahui intensitas curah hujan di wilayah Kabupaten Cirebon. \"Selain berkoordinasi dengan BMKG, kami juga berkoordinasi dengan OPD terkait seperti Dinas Sosial, Dinas PUPR, Lingkungan Hidup dan lain-lain untuk antisipasi terjadinya bencana,\" tuturnya. Menurutnya, kewaspadaan dini sangatlah penting. Apalagi, tingkat curah hujan di wilayah Cirebon tidak menentu. Dengan kapasitas ringan dan sedang, kerapkali berlangsung di pagi, siang, sore hingga malam hari. “Curah hujan seperti itu tentu berpeluang menimbulkan bencana banjir dan longsor. Makanya, kita menyampaikan peringatan dini kepada aparat desa dan kelurahan serta masyarakat. Agar tetap waspada jika bencana alam sewaktu-waktu menimpa. Kami juga siagakan sekitar 150 personel, dan tiap hari ada 12 orang yang berjaga untuk piket,” bebernya. Disebutkannya, bencana alam saat musim hujan tiba, terbagi di empat zona, yakni wilayah timur, tengah, barat dan utara Kabupaten Cirebon. Namun, dari 4 wilayah ini, yang kerap kali diterjang banjir di Wilayah Timur Cirebon (WTC). “Penyebab banjir yang terjadi lebih banyak karena pendangkalan sungai dan jebolnya tanggul penahan. Kondisi tersebut membuat air meluber hingga ke pemukiman penduduk,” katanya. Wilayah yang sering banjir ialah Desa Tawangsari dan Ambulu Kecamatan Losari. Kemudian, Desa Ciuyah, Desa Ambit, Desa Gunungsari, dan Desa Mekarsari, Kecamatan Waled. Selain itu, Desa Cangkuang, Desa Babakan Kecamatan Babakan, Desa Silihasih, Desa Tersana Kecamatan Pabedilan. Sedangkan yang terakhir yakni Desa Mundu Mesigit, Kecamatan Mundu, dan Desa Losari Lor Kecamatan Losari. Sementara wilayah rawan banjir di wilayah barat hanya di Desa Jagapura Kulon dan Jagapura Kidul, Kecamatan Gegesik. Jika ditotal, luas lahan yang rawan banjir lebih dari 4.412 hektare. Selain banjir, kata Kusaeri, terdapat sejumlah wilayah yang diketahui rawan bencana puting beliung. “Untuk wilayah timur saja jumlah desa rawan banjir paling banyak. Sedangkan untuk Wilayah Utara Cirebon hanya di Desa Wanakaya, Desa Mertasinga, Desa Kalisapu, dan Desa Astana Kecamatan Gunungjati dan di Desa Karangkendal, Desa Grogol Kecamatan Kapetakan,” terangnya. Musim hujan yang mulai datang, membuat sejumlah petani di Kabupaten Cirebon semringah. Setelah dilanda kemarau beberapa bulan, kini air mulai melimpah dan memenuhi lahan pertanian. Di beberapa desa seperti Desa Sigong Lemahabang sudah memulai masa tanam. Salah seorang petani, Suhaili (45) mengatakan, turunnya hujan beberapa hari terakhir, membawa berkah besar bagi petani. “Awalnya kita prediksi hujan baru turun Desember. Ternyata bisa turun lebih awal. Sekarang kita bisa mulai bajak sawah. Setelah lahan siap, baru kita tanami padi,” tuturnya. (via/dri)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: