Awas! Kata BNN Rokok Elektrik Mengandung Nikotin Cair

Awas! Kata BNN Rokok Elektrik Mengandung Nikotin Cair

KUNINGAN-Salah satu penyebab banyaknya pecandu narkoba di Indonesia, adalah akibat tingginya jumlah perokok. Terutama yang memulainya sejak usia dini. Oleh sebab itu, Badan Narkotika Nasional (BNN) menyerukan agar sebisa mungkin para orang tua memberi bimbingan anak usia remaja untuk menjauhi rokok dan jangan memulainya. Berdasarkan data temuan BNN di lapangan, serta dari berbagai penelitian, selain menjadi pintu gerbang narkoba, merokok juga bisa menyebabkan penyakit kronis dan meninggal lebih cepat. Akibat bahaya tersebut, banyak perokok yang ingin berhenti atau mencari alternatif lain akan kecanduannya terhadap kebiasaan buruk merokok. Salah satu alternatif pengganti rokok yang digagas oleh beberapa anak muda, yakni maraknya penggunaan vaporize atau vape atau rokok elektrik. Namun, vape, menurut BNN, bukanlah solusi terbaik dan aman untuk menggantikan kebiasaan merokok. Bahkan, BNN pun dengan tegas tidak mendukung penggunaannya. Edi Heryadi, kepala BNN Kuningan mengungkapkan, terdapat penelitian yang menyebut bahwa rokok elektrik/vape mengandung nikotin cair dan bahan pelarut propilen glikol, dieter glikol, dan gliserin. Jika semua bahan itu dipanaskan, maka akan menghasilkan senyawa nitrosamine yang dapat menyebabkan kanker. “Artinya, vape tetap menyebabkan kecanduan dan sama berbahayanya dengan rokok bakar biasa karena di dalamnya mengandung nikotin cair. Tentu ini tidak baik, karena seseorang menjadi tidak independen terhadap dirinya sendiri dan bergantung dengan zat candu yang mengendalikan tubuhnya,” ungkap Edi kepada Radar Kuningan. Di sisi lain, Edi menambahkan, dari beberapa penelitian, ditemukan bahwa rokok elektrik dapat memicu inflamasi dalam tubuh, infeksi paru-paru dan meningkatkan risiko asma, stroke serta penyakit jantung. Karena tidak jauh berbeda bahayanya dengan rokok biasa, maka BNN pun sangat tidak menyarankan perokok untuk beralih pada vape. Untuk itu, Edi mengimbau kepada para perokok, khususnya di Kabupaten Kuningan, cara terbaik berhenti merokok adalah mengurangi dosis dan frekuensi sampai akhirnya berhenti. Bukan malah beralih pada jenis rokok lain. Dan, yang terpenting dari itu semua, menurutnya, yakni niat yang kuat untuk berhenti merokok. Serta menjalani gaya hidup sehat seperti berolahraga, makan makanan bergizi, dan istirahat yang cukup. “Untuk generasi muda, sebaiknya tidak perlu mencoba rokok hanya karena alasan gaya. Karena, kalau sudah kecanduan, maka akan susah untuk berhenti dan bisa saja mengarah menjadi penyalahgunaan narkoba,” imbau Edi. (muh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: