Distankan Sebut Banjir di Jatitujuh Belum Berdampak Signifikan
MAJALENGKA–Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Majalengka membenarkan banjir yang terjadi di wilayah Jatitujuh, salah satunya disebabkan dampak pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Kepala Bidang Tanaman Pangan Distankan H Taham SE menyebutkan, banjir tersebut disebabkan meluapnya sungai Cibuaya. “Banjir tidak hanya di wilayah Jatitujuh melainkan Kertajati dan Ligung. Namun ini tidak terlalu berdampak kepada para petani, hanya masa tanam akan mundur cukup lama,” jelasnya. Banjir hanya terjadi di ratusan hektare lahan pertanian saat mulai persemaian. Sehingga benih padi terendam, namun tidak berdampak signifikan karena banjir satu hari kemudian mulai surut. Tetapi jika benih padi terendam lebih dari dua hingga tiga hari bisa mati. Namun banjir kali ini sebagian besar hanya merendam lahannya saja dan belum ditanami padi. “Para petani mau menanam, tetapi karena banjir jadi tidak bisa. Ini jelas waktu tanam jadi mundur,” paparnya. Terkait irigasi kewenangannya ada di instansi PPSDA, kewenangan pihaknya hanya pemanfaatan lahan saja. Terkait penyelesaian maupun koordinasi dengan BIJB, menurutnya juga bukan leading sector Distankan. Pihaknya mengaku kondisi jalan menuju Babadjurang menjadi langganan banjir. Memang sudah ada pintu air tepatnya di Jatiraga, namun ketika pintu dibuka maka akan menyebabkan dua desa seperti Sumber Kulon dan Sumber Wetan terendam banjir. “Kalau kita hanya mencatat 150 hektare di Kecamatan Kertajati, Ligung, dan Jatitujuh. Itupun hanya mencatat lahan yang sudah mulai persemaian. Kondisi ini harus segera diselesaikan terutama pembuangan di saluran Cibuaya dari mulai Kertajati atau BIJB,” ungkapnya. Pihaknya berharap saluran pembuangan bisa dijadikan irigasi karena cukup bagus dan posisinya di atas atau hulu. Kondisi ini bisa membagi dua dari saluran Cilutung Barat dan Biyawak. Namun itu semua merupakan kewenangan PPSDA. (ono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: