Hari Pangan Sedunia, Mulangapit Angkat Makanan Lokal
KUNINGAN - Pemerintah Kabupaten Kuningan memeringati Hari Pangan Sedunia XXXVII, Rabu (6/11). Pemerintah menggalakkan kembali minat masyarakat terhadap makanan olahan tradisional yang diberi nama program Mulangapit alias Mulang ka Pangan Pituin. Acara peringatan Hari Pangan yang digelar di Lapangan Open Space Kertawangunan, Kecamatan Sindangagung, itu dihadiri Bupati Kuningan Acep Purnama, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Ukas Suharfaputra serta sejumlah pejabat kepala dinas dan anggota Kelompok Pengolah Pangan (KPP) serta Kelompok Wanita Tani (KWT). Dalam kesempatan itu juga digelar pameran aneka makanan olahan khas hasil kreasi masyarakat dari seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Kuningan. Bupati Kuningan Acep Purnama dalam sambutannya mengatakan, wujud ketahanan pangan di Kabupaten Kuningan telah dibuktikan dengan hasil produksi beras yang selalu surplus setiap tahunnya. Selain itu, kata dia, berbagai upaya penambahan areal tanam juga terus digalakkan melalui program zero lahan kritis, yaitu mengubah lahan kritis menjadi lahan produktif yang hingga kini masih dilaksanakan. \"Kami tengah mengupayakan pemanfaatan lahan milik pemerintah agar bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Tidak melulu untuk ditanami padi, namun juga untuk komoditas palawija untuk keragaman pangan,\" kata Acep. Dalam kaitan Hari Pangan Sedunia, Acep mengapresiasi upaya Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Kuningan yang meluncurkan Program Mulangapit atau Mulang ka Pangan Pituin yang berarti kembali ke makanan asli Kuningan. Salah satu wujud program tersebut, kata Acep, telah diterapkan di setiap dinas dan kecamatan untuk menyediakan makanan tradisional di setiap acara kedinasan. \"Melalui program Mulangapit ini bukan hanya untuk melestarikan makanan tradisional, namun memberi efek domino terhadap peningkatan perekonomian masyarakat terutama kalangan petani. Karena seperti diketahui bersama, makanan-makanan tradisional kita dibuat dari hasil pertanian seperti singkong, ubi, talas hingga pisang yang didapat langsung dari petani. Dengan cara ini, diyakini akan menggairahkan kembali minat para petani untuk menanam umbi-umbian tersebut karena kini punya nilai jual,\" tutur Acep. Kadis DKPP Ukas Suharfaputra mengatakan, program Mulangapit ini sebagai bentuk kampanye mengajak masyarakat untuk kembali ke makanan lokal. Ada dua cara pendekatan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kuningan untuk mengajak masyarakat kembali ke makanan pituin tersebut, yaitu yang sifatnya wajib dan yang kedua partisipatif. \"Sudah ada perbup yang mewajibkan setiap dinas dan kecamatan untuk menyediakan hidangan tradisional di setiap kegiatan kedinasannya. Sebagai bentuk penghargaannya, kami juga menyediakan Mulangapit Award yang tahun ini diberikan kepada Dinas Perhubungan dan Kecamatan Cilimus,\" kata Ukas. Sekalipun program Mulangapit ini baru dilaksanakan di tingkat SKPD dan kecamatan, lanjut Ukas, ternyata sudah memberikan dampak positif terhadap kelangsungan hidup sejumlah usaha-usaha kuliner tradisional yang ada di Kabupaten Kuningan. Hal ini dibuktikan dengan bermunculannya Kelompok Wanita Tani (KWT) yang memproduksi makanan olahan tradisional dan telah menjalin kerja sama dengan instansi pemerintah dan kecamatan. \"Selama ini usaha para KWT berjalan terseok-seok karena kalah dengan minimarket yang menjamur di masyarakat. Alhamdulillah dengan adanya program Mulangapit ini mereka bisa bangkit lagi dan mendapat penghasilan yang cukup untuk kehidupan mereka,\" kata Ukas. (fik)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: