Kapas Honje Terkendala Lahan, Dari 1.000 Bibit Baru Tertanam 500

Kapas Honje Terkendala Lahan, Dari 1.000 Bibit Baru Tertanam 500

MAJALENGKA–Rencana penanaman 1.000 pohon kapas honje di Desa Nunuk Baru Kecamatan Maja, yang dilakukan Sanggar Listy Mekar Jaya Citra Panglipur dan Karang Taruna Riksa Muda Desa Nunu baru terrealisasi 500 pohon. “Pohon honje untuk bahan kain tenun gadod yang difasilitasi kemendikbud baru sebagian ditanam, karena terkendala lahan yang kurang,” kata pengurus Sanggar, Ruli Rahadian kepada Radar. Kiki Bintang menambahkan, bibit pohon kapas honje masih ditanam di lahan pinggir jalan dan panitia kesulitan mencari lahan untuk menanam pohon honje tersebut.  Menanam pohon kapas honje tidak terlalu sulit dan lama, karena hanya butuh waktu sekitar 3-6 bulan sudah bisa dipanen. “Menanam pohon kapas honje cukup mudah, tapi masih terkendala lahan yang terbatas,” ujarnya. Sebelumnya, Kasi Seni Rupa Murni Kemendibud Darmansyah MHum pernah menyatakan tenun gadod merupakan harta karun yang luar biasa sebagai warisan budaya yang perlu dilestarikan dan terus dikembangkan. Untuk melestarikannya, maka dibutuhkan bahan baku yang cukup. “Majalengka akan memiliki bandara, kalau  masyarakat Majalengka tidak menyambutnya maka nanti  akan diambil orang lain. Tenun gadod Nunuk ini harus dikembangkan sebagai warisan leluhur  yang  bisa go international,\" kata Darmansyah di sela penanaman bibit pohon kapas  pohon honje, Sabtu 18 November lalu. Jika Cirebon memiliki batik motif mega mendung, maka Majalengka bisa menjadikan tenun gadod sebagai budaya dan warisan yang bisa menjadi souvenir khas Majalengka. Menurutnya, saat ini baru merintis mengembangkan tenun gadod dan bila lahan peertanian pohon kapas honje  telah berkembang maka pemda harus menyediakan lahan pemasaran dan ikut mengembangkan untuk kesejahteraan masyarakat. (ara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: