Meski Haknya Dibatasi, Warga Binaan di Lapas Kuningan Tetap Diperlakukan Manusiawi

Meski Haknya Dibatasi, Warga Binaan di Lapas Kuningan Tetap Diperlakukan Manusiawi

KUNINGAN–Lapas Kelas II A Kuningan layak diberi apresiasi tinggi terhadap perlakuan manusiawi kepada para napi yang menjadi warga binaan lapas. Walaupun dibatasi hak-haknya, namun Kepala Lapas Kelas II A Kuningan Samsul Hidayat Bc IP SH MH tidak serta merta menutup segala aktivitas warga binaan untuk memperoleh hak-hak yang lain. Misalnya saja dengan metode pelayanan terbalik, yakni petugas mendatangi langsung setiap kamar warga binaan untuk melayani hak dan kewajibannya sebagai warga binaan lapas. Hal itu pun cukup efektif dan tepat sasaran, sebagai wujud memberikan pelayanan prima kepada warga binaan lapas. Selain itu, lapas juga memberikan haknya kepada warga binaan beragama kristen dalam merayakan hari besar natal. Bahkan, petugas pun pernah menangani warga binaan perempuan yang tengah mengalami kehamilan di usia sembilan bulan. Termasuk juga menangani seorang tahanan perempuan A1 (tahanan kepolisian) yang saat penangkapan tengah hamil, dan saat itu merasakan sakit di bagian perut. \"Akhirnya dengan keterbatasan lapas yang tidak memiliki tenaga medis, ada petugas kesehatan yakni Ibu Susi Anjas Astuti langsung responsive dan berkoordinasi dengan pihak penahan (kepolisian) dan dinas kesehatan, sehingga tahanan yang sedang mengandung dapat segera ditangani dengan cepat dibantu petugas Puskesmas Cigugur,” kata Kalapas Kuningan Samsul Hidayat Bc IP SH didampingi seksi Binapi/Andik Ratri Handoyo Eko Saputro Amd IP SH MH dalam keterangan persnya. Perayaan natal bagi warga binaan sendiri, lanjutnya, pihak lapas memberikan kemudahan. Bahkan, Kalapas Samsul Hidayat mengucapkan selamat dan terima kasih kepada Majelis Gereja GKI Kuningan yang berkenan datang, dan ikut membina warga binaan Lapas Kuningan. \"Keterbatasan sarana dan prasarana yang ada di Lapas Kuningan, semoga tidak mengurangi nilai dalam suka cita natal di Lapas Kuningan. Perayaan natal dipimpin oleh pendeta Wahyu dan dihadiri oleh 10 warga binaan, pelayanan kerohanian dari kementerian agama Ibu Rustida, perwakilan Majelis GKI Kuningan dipimpin oleh Pak Gultom SH yang kebetulan bertugas sebagai Panitera Pengganti PN Kuningan dan perwakilan dari Polres Kuningan,” sebutnya. Tak lupa, Kalapas Samsul Hidayat mengingatkan, bahwa setiap tugas harus dilaksanakan dengan ikhlas dalam suasana yang nyaman dan penuh rasa kekeluargaan, namun juga harus dilaksanakan secara tegas dan penuh tanggung jawab sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang ada. Sejalan dengan program dan kebijakan Kalapas Samsul Hidayat Bc IP SH MH, seksi Binapi/Andik di bawah komando Ratri Handoyo Eko Saputro Amd IP SH MH, terus melakukan perubahan dan pembenahan baik dari sisi administrasi perkantoran, pembinaan maupun pelayanan terhadap hak dan kewajiban warga binaan. “Khusus dalam hal pelayanan, biasanya warga binaan datang ke bagian seksi Binapi/Andik untuk berkonsultasi mengenai haknya yang berkaitan dengan remisi, re-integrasi sosial maupun kesehatan. Jadi, untuk memberikan layanan prima kepada warga binaan diperlukan perubahan cara pelayanan sehingga digunakan metode terbalik, yaitu petugas yang mendatangi langsung kamar per kamar dan orang per orang warga binaan untuk melayani hak dan kewajibannya, sebagai warga binaan pemasyarakatan dan metode tersebut terbukti lebih baik dan tepat sasaran,” ungkapnya. Khusus bagi warga binaan yang beragama kristen kata Ratri, akan diusulkan pengurangan hukuman berupa remisi khusus Natal 2017 sebagai salah satu hak warga binaan pemasyarakatan sesuai peraturan Kementerian Hukum dan HAM RI. Sementara salah seorang warga binaan yang merayakan natal, Albeno mengucapkan terima kasih kepada pihak Lapas Kuningan. “Sebagai warga binaan, kami sangat berterima kasih atas partisipasi dan dukungan dari gereja-gereja terkait. Sehingga, pada acara natal ini kami merasa tidak sendiri, karena bukan hal mudah bagi kami sebagai warga binaan merayakan momen natal ini di dalam penjara,” katanya. Dirinya berharap, sebagai warga binaan bisa terus merasakan kehadiran pelayanan kerohanian dari gereja-gereja baik itu pelayanan mingguan ataupun pada perayaan hari besar kristen. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: