Wow, Istri Nelayan Sulap Limbah Ikan Jadi Produk Mahal

Wow, Istri Nelayan Sulap Limbah Ikan Jadi Produk Mahal

INDRAMAYU-Desa Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat merupakan salah satu desa pesisir di kawasan pantai utara (pantura) Indramayu. Tak heran mayoritas penduduk desa ini bekerja sebagai nelayan, tepatnya buruh nelayan. Penghasilan mereka pun pas-pasan, meski kerja ‘ngos-ngosan’. Ny Watni (42), adalah salah satu warga pesisir yang merasakan hidup di tengah keluarga nelayan. Tinggal di Blok Pang-Pang II RT 01 RW 02 Desa Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu, istri dari Kasna (48) merasakan betul pahit getirnya hidup sebagai istri nelayan. Apalagi ketika kondisi pailit dimana suami tidak melaut. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja harus pontang panting, termasuk pinjam ke sana kemari. “Bayangkan saja, dengan penghasilan suami yang pas-pasan, saya harus menghidupi lima anak,” ujarnya mengenang. Prihatin dengan kondisi tersebut, sekitar tahun 2008 Ny Watni pun mulai berpikir untuk memiliki usaha sampingan yaitu berdagang kecil-kecilan. Atas informasi dari teman-teman, ia memanfaatkan limbah ikan buntal yang tidak terpakai untuk dijadikan kerupuk kulit. “Waktu itu limbah ikan buntal memang tidak bermanfaat dan banyak yang dibuang. Limbah itu kita ambil kulitnya dengan cara dikupas, lalu dijemur dan setelah kering menjadi kerupuk yang siap digoreng,” ungkapnya. Kerupuk kulit yang telah digoreng kemudian ia kemas dangan plastik sederhana. Lalu ia pasarkan ke warung-warung dan pasar-pasar tradisional, dengan harga Rp10.000 satu pak (isi 12). Usaha ini pun terus berjalan dan mulai bisa sedikit mengurangi beban ekonomi keluarga. Kerupuk produksi Ny Watni mulai banyak disuka dan diburu, sebagai cemilan yang mengasyikan. Ketika permintaan sudah mulai meningkat, Ny Watni pun mulai melibatkan tetangga, istri-istri nelayan yang lain, untuk membantu usahanya. Melalui kelompok UKM Berkah Laut yang dibentuk, Ny Watni pun  memberdayakan warga lainnya untuk bersama-sama mengelola usaha rumahan. Saat ini tercatat sudah ada 25 orang anggota yang ikut dalam UKM Berkah Laut, dan semua merupakan istri-istri nelayan. Mereka berasal dari berbagai tempat (dari hulu ke hilir) dan memiliki tugas masing-masing. Ada anggota yang bertugas mengolah bahan baku, memproses produk, pengemasan produk, dan memasarkan produk. Usaha Ny Watni semakin berkembang, ketika pada tahun 2013 mendapatkan sentuhan bantuan dari Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), atau tanggung jawab socsal perusahaan terhadap masyarakat sekitar daerah operasi. PHE ONWJ memberikan bantuan sejumlah peralatan untuk mengembangkan usahanya. Bukan itu saja, bantuan yang tak kalah pentingnya adalah pelatihan-pelatihan, dengan menggandeng Fakultas Teknologi Ilmu Pertanian (FTIP) Unpad Bandung. Melalui kerja sama inilah, Ny Watni dan pelaku usaha olahan ikan lainnya diberikan pemahaman tentang standar mutu, sanitasi, dan keamanan pangan dalam industri pengolahan produk perikanan. Mereka juga diberikan pemahaman tentang pemasaran hingga pengelolaan keuangan. Berkat bantuan peralatan maupun pelatihan dari PHE ONWJ, saat ini produk Ny Watni mengalami perkembangan pesat dan berbeda dengan 10 tahun lalu, dimana masih dibungkus plastik sederhana. Produknya sudah dikemas dalam kemasan yang cantik dan menarik, layaknya produk mal-mal atau swalayan. Pokoknya sangat kekinian. Produk pun terjamin dari sisi kualitas maupun keamanan pangan. Harganya pun sudah tentu menjadi lebih mahal. Produk Ny Watni terus berkembang pesat. Permintaan produk terus meningkat dari waktu ke waktu. Bukan hanya dari Indramayu, namun juga dari luar daerah seperti Bogor, Semarang, Jambi, bahkan Hongkong. Inovasi pun terus dilakukan, termasuk malakukan pemasaran secara online. Juga sering mengikuti kegiatan pameran produk UKM, sehingga produknya semakin dikenal luas. Di Indramayu, produk-produknya juga bisa  diperoleh di Showroom APIK Indramayu, di Jalan Raya Pantura Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur, bersama produk UKM lainnya. Berkat kegigihan dan semangat yang tinggi, saat ini omzet usahanya sebulan rata-rata mencapai Rp12 juta. Ia pun sudah mampu menguliahkan anaknya keduanya, Ilham Muhammad (22), di UIN Semarang, dan menyekolahkan anak-anak yang lain. Tak ada usaha yang sia-sia. Kerja keras Ny Watni ternyata juga mendapatkan  apresiasi, dengan diraihnya beberapa penghargaan. Di antaranya penghargaan dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Barat, atas Peran Sertanya Sebagai Wirausaha Baru Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral pada Acara Gelar Wira Usaha Baru Jawa Barat, yang berlangsung di sekitar Gedung Sate Bandung tahun 2015. Bahkan pada tahun 2017 ini, Ny Watni juga masuk nominasi sebagai Kandidat Pertamina Local Hero 2017 Kategori Mitra Binaan. (oet)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: