Warga Wilayah III Cirebon Ikut Rasakan Getaran Gempa

Warga Wilayah III Cirebon Ikut Rasakan Getaran Gempa

CIREBON- Gempa dahsyat berkekuatan 6,9 skala richter mengguncang pesisir selatan Jawa Jumat malam (15/12). Gempa yang berpusat di lepas laut pada posisi 11 km sebelah barat daya Kabupaten Tasikmalaya itu memantik peringatan tsunami. Sebagaimana rilis Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), gempa itu terjadi pukul 23.47 WIB. Tidak hanya daerah-daerah di pesisir selatan Jawa yang merasakan guncangan. Di Cirebon pun guncangan terasa cukup keras hingga menimbulkan kepanikan. M Yunus, Kuwu Blender, Kecamatan Karangwareng, Kabupaten Cirebon, menghubungi Radar Cirebon dan mengabarkan warganya panik akibat gempa tersebut. “Banyak warga yang keluar rumah. Getaran gempanya cukup terasa dan lumayan lama. Ini (Jumat malam, red) kami masih di luar rumah,” ujar Yunus melalui sambungan telepon selular. Kepanikan juga melanda awak redaksi Radar Cirebon yang bekerja di lantai 3 Graha Pena Cirebon. Saat terjadi gempa, kru redaksi langsung berhamburan menuju lantai dasar, lalu berkumpul di halaman terbuka. Hingga pukul 00.30, kru redaksi tetap berkumpul di halaman terbuka sampai suasana dipastikan aman. Getaran gempa juga terasa di Kuningan, Indramayu, dan Majalengka. Sejumlah warga wilayah III Cirebon memang ikut merespons kejadian ini melalui akun Facebook atau grup WhatsApp (WA). Rata-rata mengabarkan getaran gempa di daerah masing-masing. Kabag Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko membenarkan bahwa terjadi gempa bumi. Termasuk kabar keluarnya peringatan terjadinya Tsunami. “Sesuai informasi yang saya sebar,” katanya kepada Jawa Pos (Radar Cirebon Group) Sabtu dini hari (16/12). “Peringatan dini tsunami itu mencakup Jawa Tengah, Jogjakarta, dan Jawa Barat,” sambungnya. Radar Tasikmalaya (Radar Cirebon Group) melaporkan, warga di Pangandaran dan Kabupaten Tasikmalaya yang berada di pesisir pantai mengungsi. Rumah-rumah warga banyak yang rusak parah. Para wisatawan di Pangandaran pun langsung pulang. Yusi Yusfitasari Mondjil (27), warga RT 003 RW 003 Desa/Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, mengatakan gempa terasa sangat kencang tengah malam. Dia dan keluarganya langsung melarikan diri ke luar rumah. “Kami diminta jangan tidur dulu,” tutur dia saat dihubungi Radar Tasikmalaya melalui sambungan telepon dini hari tadi. Menurut dia, di kawasan tempat tinggalnya, warga tidak mengungsi seperti di daerah lainnya di Pangandaran. Warga bisa kembali ke rumah. Namun, para wisatawan memilih pulang karena ada peringatan tsunami. “Jalanan jadi macet oleh wisatawan. Teman saya juga mengungsi,” terang guru ini. Dian Nurdiansyah (27) warga Jl Japuh No 5 RT 01 RW 02 Desa Cikembulan, Kecamatan Sidamulih, Pangandaran, mengatakan saat gempa dia dan keluarganya langsung menyelamatkan diri. Karena beberapa dinding rumahnya retak-retak. Terlebih lagi rumah tetangganya ambruk. “Kami panik,” tutur dia. Kepanikan warga, kata dia, semakin bertambah setelah ada peringatan potensi tsunami. Dia dan keluarganya pun akhirnya mengungsi ke tempat yang lebih aman. “Saya mengungsi ke Cikembulan,” terang dia seraya memohon maaf tidak bisa melanjutkan komunikasi karena situasi di rumahnya belum terkendali. Warga Kabupaten Garut juga panik dengan guncangan gempa. Kencangnya guncangan gempa sangat terasa bahkan membuat perabotan yang ada di dalam rumah bergoyang-goyang bahkan ada yang sampai bergeser. Hal ini membuat warga langsung berhamburan ke luar rumah. “Guncangannya sangat kencang dan lama. Bukan hanya lampu yang bergoyang tapi kursi pun sampai bergeser,” ujar Indra (49), warga Kampung Tarogong Tengah, RT 02 RW 03 Desa Tarogong, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut. Dikatakan ayah dua anak ini, menyadari bahaya yang mengancam, dirinya langsung membangunkan dua anaknya yang saat itu sudah tertidur. Setelah itu, tanpa pikir panjang lagi mereka langsung berlarian ke luar rumah. “Sesampainya di luar, ternyata sudah banyak warga yang berkumpul. Untuk beberapa saat kami berkumpul dan tak ada yang berani masuk ke rumah,” katanya. (dri/snd/yna)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: