Cuaca Tak Menentu, Produksi Bata Merah Menurun
INDRAMAYU-Produksi bata merah di Desa Kenanga, Kecamatan Sindang cenderung menurun. Hal itu disebabkan oleh cuaca yang tidak menentu, sehingga para perajin kesulitan mengeringkan bata merah. Salah satu penggarap bata merah Desa Kenanga, Kadma (44) mengatakan, dalam satu hari, biasanya ia bisa memproduksi hingga 1.000 bata merah. Namun karena cuaca yang kadang hujan dan kadang terik, ia hanya berhasil membuat separuhnya. “Karena kadang hujan, jad proses pembakaran lebih lama,” ujarnya. Kadma menjelaskan, pada cuaca normal, proses pembakaran dan pengeringan bata membutuhkan waktu sekitar tiga hari. Proses pengeringan juga masih dilakukan secara tradisional dengan mengandalkan sinar matahari. “Jika seharian hujan atau mendung, terpaksa saya tidak produksi. Untuk pendapatan, lumayan 1.000 bata itu saya jual dengan harga Rp800 ribu,” jelasnya. Bata merah diproduksinya dibuat dari campuran lumpur dan tanah kering. Bata yang diproduksinya pun sudah menyebar di berbagai wilayah di Indramayu. Kadma mengatakan ia bersama penggarap lain berharap ada wadah secam koperasi atau kelompok perajin agar batu bata di Desa Kenanga bsia diproduksi dalam jumlah besar. Dan distribusinya pun semakin luas. “Selama ini kan hampir seluruh penggarap masih sendiri-sendiri,” pungkasnya. (gun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: