Siswa SLB-B YPLB Dilatih Wirausaha

Siswa SLB-B YPLB Dilatih Wirausaha

MAJALENGKA–Memiliki keterbatasan fisik tidak bisa berkomunikasi normal karena menyandang tunarungu, tidak menjadi halangan para siswa SMP-SMA SLB-B YPLB Majalengka untuk belajar berwirausaha. Seorang guru SLB-B YPLB Majalengka, Lela Purban SPd meyebutkan ada sekitar 10 siswa tunarungu yang aktif belajar wirausaha. “Para siswa meskipun memiliki keterbatasan pendengaran dan tunawicara, tapi tetap belajar berwirausaha untuk melatih kemandirian,” kata Lela disela mendampingi siswanya memasarkan produk. Disebutkan Lela, produk yang dipasarkan diantaranya telur asin dan berbagai aneka kue yang dititipkan ke warung-warung. Bila menjelang lebaran pesanan kue kering meningkat tajam, tapi kalau sehari-hari yang dipasarkan berupa telur asin. “Kami memiliki langganan warung-warung  dan anak-anak juga sekaligus berlatih matematika,” ujarnya. Sementara Kepala  SLB-B YPLB Majalengka Sri Aminah SPd menjelaskan para siswanya tidak hanya memasarkan produk tapi juga membuat telur asin dan berbagai kue yang langsung dipasarkan  ke warung-warung. “Kami memberikan pembelajaran kepada para siswa untuk wirausaha agar kelak bisa mandiri,” ujar Sri Aminah kepada Radar. Beberapa alumni SLB yang sebagian sudah berumah tangga pernah datang malam hari untuk meminta pekerjaan. “Kami ingin mengetuk para pengusaha untuk menerima mereka bekerja di kantor atau tempat usahanya,” ujarnya. Seorang penjual nasi  ayam bakar yang juga pelanggan di Jalan Siti Armilah kelurahan Majalengka Kulon, Toni Suharta menyebutkan dirinya hampir setahun berbisnis dan bekerja sama dengan siswa SLB yang menjual telur asin dan kue karena  hargannya sebanding dengan produk di pasaran lainnya. Dirinya tidak kesulitan bertransaksi dengan para siswa tunarungu tersebut, karena telah disediakan abjad dan huruf untuk menerjemahkan maksud dan tujuannya. “Sudah lama berlangganan jadi saya tidak merasa kesulitan, karena tinggal menghitung barang sesuai harganya dan kalau ada kesalahan hitung saya yang meluruskan,” tuturnya, seraya mengakui terkadang dibayar di muka disamping sistem konsinyasi. Dia mengapresiasi kemauan dan karya para siswa SLB, meskipun memilki keterbatasan tapi mau belajar wirausaha dan mendiri. “Semoga nanti setelah keluar bisa berwirausaha dan hidup mandiri,” harapnya. (ara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: